JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan serapan anggaran program Sekolah Rakyat telah mencapai Rp788,7 miliar per 8 September 2025. Angka ini setara dengan 6,5 persen dari pagu APBN 2025 yang mencapai Rp12,2 triliun.
“Sekolah Rakyat, 100 sekolah telah beroperasi dengan 9.780 orang siswa dan realisasinya adalah Rp788,7 miliar,” ungkap Wakil Menteri Keuangan RI, Suahasil Nazara, dalam Konferensi Pers APBN Kita, Jumat 26 September 2025.
Baca Juga: Pemkab Natuna Resmikan Sekolah Rakyat di Natuna
Menurut Suahasil, anggaran tersebut dialokasikan untuk dua pos utama. Pertama, renovasi sentra pendidikan melalui Kementerian Pekerjaan Umum dengan nilai Rp711,1 miliar. Kedua, penyelenggaraan kegiatan belajar di bawah Kementerian Sosial dengan biaya Rp77,6 miliar.
Hingga kini, Kementerian Sosial telah mengelola 100 Sekolah Rakyat dengan 9.780 siswa. Pada tahun ajaran 2025/2026, pemerintah menerima 396 kelas baru. Ke depan, jumlah ini berpotensi meningkat menjadi 641 kelas yang mencakup 15.895 siswa.
Lebih lanjut, Suahasil menjelaskan sebaran Sekolah Rakyat terbanyak berada di Jawa dengan 48 unit. Kemudian, Sumatra memiliki 22 unit, Sulawesi 15 unit, Maluku-Papua 7 unit, sedangkan Bali-Nusa Tenggara dan Kalimantan masing-masing memiliki 4 unit.
Sementara itu, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo menegaskan jumlah sekolah terus bertambah. Ia mengklaim sudah ada 165 titik pembangunan yang sedang berjalan dan memastikan jumlah ini akan melonjak signifikan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Sampai sekarang kita masih membuka. Siapapun bupati, walikota, gubernur yang mau mengusulkan pembangunan Sekolah Rakyat, kita masih membuka,” kata Agus Jabo dalam Rapat Kerja Komite III DPD.
Baca Juga: 900 Anak di Tanjungpinang Putus Sekolah, Wali Kota Janji Bangunan Sekolah Rakyat Baru
Presiden Prabowo diketahui menargetkan pembangunan 500 Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia. Saat ini, fokus utama ada pada jenjang SD. Namun, pemerintah berencana memperluasnya ke SMP hingga SMA.
“Pak Presiden memprioritaskan, meminta supaya kita memprioritaskan anak-anak SD. Karena beliau ingin memutus transmisi kemiskinan itu sejak dini,” ujarnya.
Selain itu, Agus Jabo menambahkan, Presiden juga ingin agar para siswa tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki karakter kuat dalam hal agama, kebangsaan, dan sosial.
“Dan mereka juga harus memiliki keterampilan supaya kalau mereka lulus dari Sekolah Rakyat, terutama yang SMA, belum ingin melanjutkan kuliah dan ingin bekerja untuk membantu orang tuanya, mereka sudah punya keterampilan. Jadi ada pendidikan-pendidikan vokasi di tingkat SMA. Pintar, berkarakter, terampil,” pungkasnya.
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News















