Setelah Tinggal di Hunian Sementara, Warga Pasir Panjang Minta Lokasi Relokasi Tetap di Dapur 3 Sijantung

Warga Rempang
Rio Iswandi, warga Kampung Pasir Panjang, Pulau Rempang, memilih untuk tinggal sementara di Ruko Buana Central Park (BCP) Tembesi, Batuaji. (Foto: Irvan Fanani)

BATAM – Warga Kampung Pasir Panjang, Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, mengungkapkan keinginan mereka agar titik relokasi tetap berada di wilayah Dapur Tiga, Sijantung, sesuai dengan rencana awal terkait Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City.

“Kami mau pindah di Dapur Tiga, karena kami ini sudah kepalang pindah, jadi kami mau di tempat yang baru, kami tidak mau di tempat yang sebelumnya sudah ada penghuninya,” kata Rio Iswandi, salah satu warga Pasir Panjang yang saat ini memilih untuk tinggal sementara di Ruko Buana Central Park (BCP) Tembesi, Batuaji, Senin (09/10).

Menurutnya, hal yang tidak elok jika keputusan pemilihan lokasi pemukiman baru bagi warga yang terdampak relokasi proyek Rempang Eco-City justru dilakukan orang lain.

Ia menjelaskan, bahwa kepindahan dirinya dan sejumlah warga lain ke lokasi tersebut tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun.

“Awalnya kita menolak, karena belum tahu informasi dan sosialiasi yang tertib melalui musyawarah dari pihak pemerintah terutama Badan Pengusahaan (BP) Batam. Intinya, pindahnya kami ke sini tanpa ada paksaan dari siapapun dan tidak dibayar dari pihak manapun, sekarang ini kita cuma bersifat netral saja,” kata Rio.

Rio dan keluarganya lebih memilih untuk tinggal di ruko dibandingkan pilihan tempat hunian sementara lainnya yang ditawarkan oleh BP Batam, seperti rumah susun (rusun) dan rumah tapak. Menurutnya, suasana dan sejumlah fasilitas yang ada di ruko seperti taman bermain anak membuat anak-anaknya akan betah dan leluasa melakukan aktivitas seperti di kampung.

“Jadi begitu anak-anak pindah ke sini, mereka tidak tertekan. Mereka bisa bermain di taman, dan tempat tinggalnya tidak terlalu sempit,” papar Rio.

Ia juga menyebutkan, salah satu anaknya juga sudah mulai bersekolah di sekolah sementara yang berlokasi tidak jauh dari tempat tinggal mereka.

“Anak saya yang satunya bersekolah di pondok, yang satunya lagi sekolah tingkat SD. Alhamdulillah hari ini sudah mulai masuk di SDN 02 Sagulung, Tembesi,” sebutnya.

Meskipun sudah satu minggu meninggalkan Kampung Pasir Panjang, Rio yang bekerja sebagai nelayan di kampungnya mengaku tidak menghadapi masalah apapun, meskipun saat ini tidak memiliki pekerjaan.

“Alhamdulillah sejauh ini tidak ada kendala. Janji pemerintah terkait bantuan per kepala Rp1,2 juta dan uang sewa rumah tiap kepala keluarga (KK) per bulam Rp1,2 juta itu alhamdulillah sudah dipenuhi,” ungkapnya.

Rio melanjutkan, berdasarkan pernyataan dari pengelola ruko, total sebanyak 106 unit ruko yang disiapkan oleh BP Batam dikawasan tersebut untuk para warga terdampak relokasi. Di mana, saat ini sudah ditempati oleh sekitar 10 KK.

Baca juga: Cerita Warga Rempang Bersedia Direlokasi ke Hunian Sementara

Ikuti Berita Lainnya di Google News