JAKARTA – Shell grup perusahaan energi global akan menutup 1.000 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di beberapa negara sampai tahun 2025.
Perusahaan yang terkenal lewat produk pelumasnya itu, akan melakukan transisi ke bisnis energi listrik dengan membangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea memastikan perusahaan Shell masih tetap menjalankan izin usaha niaga umum sebagai penyalur bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.
Susi menyebutkan, SPBU Shell di Indonesia tetap ada sekalipun saat ini perusahaan yang berlogo kerang itu tengah menjalankan strategi bisnis transisi energi global.
“Shell tetap aktif menjalankan bisnis hilir minyak dan gas di Indonesia, termasuk memproduksi dan memasarkan pelumas, penjualan bahan bakar minyak (BBM), dan produksi bahan bakar rendah karbon (low-carbon fuel),” kata Susi, Kamis 28 Maret 2024.
Dia menambahkan, Indonesia adalah pasar utama bagi pertumbuhan bisnis minyak dan gas serta produk pelumas bagi Shell.
Pada sektor pelumas, terbukti pada Maret 2024 pihaknya memulai pembangunan Pabrik Manufaktur Gemuk atau Grease Manufacturing Plant di Marunda, dengan total kapasitas 120 kiloton per tahun.
“Pada November 2022 kami menggandakan kapasitas pabrik pelumas Shell di Marunda (Lubricants Oil Blending Plant) menjadi 300 juta liter per tahun. Di tahun 2023, kami memperkenalkan produk cairan pendingin imersi (immersion cooling fluids) untuk mendukung industri pusat data di Indonesia yang sedang mengalami pertumbuhan,” ungkapnya dikutip dari cnbcIndonesia.
Sedangkan sektor bisnis SPBU, Januari 2024 pihaknya juga memperkenalkan layanan terintegrasi di SPBU Shell Soepomo melalui Shell Café serta fasilitas lainnya, untuk meningkatkan kenyamanan para pelanggan.
“Shell juga telah menghadirkan bahan bakar performa terbaik Shell V-Power di Indonesia sejak Juni 2023, dengan teknologi terbaru yang membersihkan 100 persen endapan yang menghambat performa mesin,” tambahnya.
Sebagai informasi, Shell bakal mengurangi gerainya sebanyak 2,1 persen meski Shell tidak memerinci SPBU negara mana saja yang akan ditutup.
Tahun 2023 Shell tercatat mengoperasikan 47.000 gerai di seluruh dunia.
Shell ke depannya akan fokuskan rencananya di pasar China dan Eropa. Dimana pertumbuhan kendaraan listrik di kedua wilayah itu melesat tinggi, sehingga butuh lebih banyak SPKLU.
Perusahaan juga akan menambah jumlah titik pengisian daya kendaraan listrik dari sebelumnya 54.000 menjadi 200.000. Rencana ini ditargetkan bisa tercapai pada tahun 2030.
Saat ini SPKLU Shell berlokasi di stasiun pengisian bahan bakar Shell. Selain itu SPKLU Shell juga bisa ditemukan di berbagai pusat mobilitas, seperti supermarket.
Menurut peta pengisian daya Recharge EV Shell, perusahaan mengoperasikan lebih dari 3.700 stasiun pengisian daya di Amerika Serikat (AS) dengan beberapa colokan pengisi daya di setiap lokasi.
Sebagai perbandingan, Tesla menawarkan sekitar 6.000 stasiun pengisian daya dengan lebih dari 15.000 colokan pengisian cepat
Meskipun baru-baru ini terjadi penurunan permintaan kendaraan listrik di AS, Shell yakin transisi energi secara global adalah investasi yang layak dilirik.
Shell menyoroti naiknya investasi di basis industri kendaraan listrik China, khususnya di Shenzhen dan Wuhan.