Solar Sebanyak 15,1 Juta Kiloliter Disalurkan Sepanjang Tahun Ini

Solar
Kru kapal menggelindingkan drum berisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar ke atas kapal kayu untuk dikirim ke Pulau Semau, di Dermaga Tenau, Kupang, NTT, Jumat (17/12/2021). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/tom)

Jakarta – Sepanjang tahun 2022 ini, Pertamina akan menyalurkan 15,1 juta kiloliter bahan bakar minyak (BBM) jenis solar ke daerah-daerah.

Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), telah menugaskan PT Pertamina Patra Niaga dan PT AKR Corporindo untuk menyalurkan minyak solar tersebut.

“Penetapan kuota ini telah mempertimbangkan kebutuhan masyarakat, serta kemampuan keuangan negara,” kata Kepala BPH Migas Erika Retnowati dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (08/01).

Penetapan kuota itu tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi Nomor 102/P3JBT/BPHMIGAS/KOM/2021 dan Nomor 103/P3JBT/BPHMIGAS/KOM/2021 tanggal 27 Desember 2021.

Erika menjelaskan, penetapan kuota itu didasarkan kepada tiga variabel dasar perhitungan.

Perhitungan itu, lanjut Erika, antara lain usulan kebutuhan solar tahun ini dari pemerintah daerah, data realisasi penyaluran solar Pertamina Patra Niaga dan AKR Corporindo pada tahun lalu, dan rumusan formula yang sesuai dengan kesepakatan rapat bersama pemangku kepentingan.

Baca juga: Sumur Gas Bumi Baru Jadi Temuan Pertama Pertamina pada Awal 2022

Selain kuota solar 15,1 juta kiloliter, pemerintah juga akan menyalurkan minyak tanah sebanyak 480.000 kiloliter pada tahun ini.

Apabila terjadi peningkatan kebutuhan atau gangguan distribusi di suatu daerah, maka Pertamina Patra Niaga dan AKR Corporindo dapat melakukan penyesuaian kuota antar-penyalur di daerah yang sama sepanjang tidak mempengaruhi jumlah total kuota daerah tersebut.

Dalam perubahan kuota suatu daerah, Pertamina wajib melaporkan kepada BPH Migas paling lambat satu bulan setelah perubahan agar penyaluran tepat sasaran.

Sehingga, kuota Jenis BBM Tentu dikonsumsi oleh masyarakat yang berhak menerimanya.

Selain itu, hasil Sidang Komite juga memutuskan volume penyaluran minyak tanah dan solar yang melebihi kuota tidak akan diakui sebagai Jenis BBM Tentu dan dihitung sebagai Jenis BBM Umum.

BPH Migas sesuai dengan tugasnya mengatur, dan menetapkan ketersediaan dan distribusi BBM serta memastikan solar diberikan kepada yang berhak dan tepat sasaran.

Selain itu, BPH Migas juga perlu mengevaluasi konsumsi solar serta melakukan sosialisasi kepada stakeholders terkait pengaturan dan penyalurannya.