Sosok Mutiara, Atlet Termuda Indonesia di Olimpiade Fokus PON Papua

Foto : Antara

Jakarta – Pedayung Mutiara Rahma Putri mengatakan akan langsung mempersiapkan diri untuk memperkuat tim dayung Provinsi Jambi di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua setelah tampil di Olimpiade Tokyo.

Kepada ANTARA, Rabu, atlet termuda Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo itu mengatakan saat ini masih menjalani isolasi mandiri setibanya di Tanah Air pada 29 Juli.

Setelah selesai isolasi mandiri, Mutiara pun akan langsung bergabung dengan tim dayung Jambi yang menjalani pemusatan latihan di Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. “Selesai isolasi mandiri tanggal 6 Agustus, setelah itu saya akan ke Pangalengan dan bergabung dengan tim dayung Jambi yang berlatih di sana,” ujar Mutiara kepada Antara, Rabu.

Mutiara mengatakan di PON Papua akan turun pada dua nomor yakni scull single dan double kelas ringan putri. “Persaingan di PON untuk dayung juga ketat, saya akan bersaing dengan senior-senior di sana,” kata Mutiara yang masih berusia 17 tahun.

Mutiara memetik pengalaman berharga saat turun di Olimpiade Tokyo di nomor scull ganda kelas ringan putri bersama Melani Putri, meski harus puas berada di posisi terakhir saat Final C dengan catatan waktu 7 menit 25.06 detik.

“Olimpiade Tokyo adalah pengalaman berharga buat kami karena ajang ini merupakan paling besar yang pernah kami ikuti. Yang jelas, Olimpiade ini menjadi pelajaran berharga,” ujar Mutiara.

Cabang olahraga dayung di PON Papua akan bergulir di Teluk Youtefa Kota Jayapura. Pembangunan arena dayung ini pun telah mencapai 97 persen.

Seperti diberitakan Antara sebelumnya, Engineer PT Nindya Karya Muhammad Fikri melalui laman resmi PB PON Papua, Selasa, menjelaskan pengerjaan arena dayung satu paket dengan arena sepatu roda dengan total kontraknya Rp128 miliar dan khusus untuk arena dayung Rp14 miliar.

“Sekarang pencapaian progres kita untuk venue dayung sudah 97 persen untuk yang di atas reklamasi ini. Sedangkan, yang di atas air yakni menara pemantau capaian sekitar 30 persen, hanya saja tidak masuk dalam kontrak Rp128 miliar, tapi anggarannya sendiri Rp4 miliar,” kata Muhammad Fikri saat memberikan penjelasan kepada anggota Komisi IV DPRP Papua yang melakukan kunjungan kerja bersama Dinas PUPR Papua.

Selain itu, untuk pembangunan di atas reklamasi ditargetkan akan selesai pada 31 Juli 2021. Itu meliputi bangunan gudang perahu, menara finis, paving dan rijit serta lainnya.

Fikri mengatakan, yang paling menarik dari arena dayung adalah karena pembangunan tujuh menara pemantau dibangun di atas laut.

“Ini merupakan satu-satunya venue dayung di Indonesia dengan menara di atas air, tidak seperti di Palembang, yang menaranya di darat,” ungkap Fikri.

Pewarta : Antara
Editor : MD Yasir