Sri Mulyani Ditegur Kalla, Jangan Menakuti Masyarakat dengan Krisis Ekonomi

Mantan wapres RI, Jusuf Kalla. (Foto:istimewa)

JAKARTA – Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Ditegur mantan wakil presiden (wapres) Jusuf Kalla terkait ancaman krisis ekonomi tahun 2023.

Kalla menelpon Sri Mulyani dengan mengatakan, jangan menakut-nakuti masyarakat tahun depan kiamat karena ancaman krisis ekonomi di depan mata.

“Karena itu saya bilang pada Sri Mulyani jangan takut-takuti orang, bahwa tahun depan akan kiamat. Saya telepon jangan begitu, jangan kasih takut semua orang. Ini negeri luas tidak semuanya (krisis), kalau ada masalah, hadapi, kita jangan takut,” ujar dia dalam acara makan malam spesial HUT Kalla Group di Grand Indonesia Kempinski Ballroom, Jumat (28/10).

JK menyebutkan, soal krisis itu ada yang membuat masalah tetapi ada juga manfaatnya. Sebelumnya, Sri Mulyani melalui pemberitaan memastikan tahun 2023 ekonomi global akan jatuh ke jurang resesi.

Kalla melanjutkan, Indonesia tidak mengalami krisis energi dan pangan. Menurut Kalla, karena Indonesia mampu menghasilkan komoditas secara mandiri.

“Kondisi kita berbeda dengan negara lain yang enggak punya energi. Jadi kita harus optimis, kalau ada masalah hadapi,” kata JK.

Baca juga: Ekonom Faisal Basri: Indonesia Aman dari Ancaman Resesi

Sri Mulyani mengatakan, krisis ekonomi dipicu oleh satu sebab dan sejumlah kebijakan bank sentral dunia yang agresif menaikkan bunga acuan demi meredam lonjakan inflasi.

Menurut Ani sapan akrab Sri Mulyani, kebijakan itu pasti akan menekan pertumbuhan ekonomi. Alhasil, resesi menjadi kian susah untuk dihindari.

“Kenaikan suku bunga cukup ekstrem bersama-sama, maka dunia pasti resesi 2023,” ungkap Sri Mulyani.

Dia juga menyebutkan, pada penyusunan APBN 2023 di tengah kondisi perekonomian bergejolak tidak mudah. Sebab, banyak perubahan yang terjadi di tengah jalan lantaran situasi yang tak menentu akan datang secara tiba-tiba.

APBN 2023 yang awalnya disusun hanya mempertimbangkan Covid-19, kemudian dihadapkan dengan situasi perang Rusia-Ukraina yang turut mengubah kondisi keuangan secara global.

Ani menegaskan, ketegangan antar dua negara tersebut menyebabkan berbagai krisis seperti pangan, energi dan keuangan yang menyebabkan harga minyak, pangan naik tajam. Bahkan beberapa negara mengalami krisis utang akibat kondisi ini.

Baca juga: BPS Optimis Industri di Batam Tahan Guncangan Resesi 2023