Bidik  

Stok Vaksin Langka di Tengah Kasus COVID-19 Menggila

Ilustrasi vaksin. (Foto: Antara)

Desakan Anggota DPRD Kepri Hingga Mahasiswa

Tak dapat dipungkiri, menipisnya stok vaksin di Ibu Kota Provinsi tentu menggugah hati nurani. Hal itu terbukti karena sejumlah pihak, ikut mengomentari.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepri Rudi Chua meminta Pemprov untuk mendesak Kemenkes agar segera mengirimkan stok vaksin ke Kepri. Menurutnya, Pemprov Kepri harus segera mengambil tindakan untuk mengamankan vaksin dosis I dan II dari Kemenkes.

“Kita mengharapkan Pemprov Kepri untuk berusaha mendapatkan vaksin dosis I dan II. Terutama yang dosis II,” jelasnya, Kamis (22/07).

Rudi Chua mengatakan bahwa kurangnya stok vaksin di Kepri menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Ia menilai bahwa jumlah yang saat ini dikirimkan oleh Kemenkes kepada Pemprov Kepri tidak mencukupi. Lanjutnya, Pemprov Kepri baru menerima 14.000 dosis.

“Kalau kita lihat hari ini rasanya tidak mencukupi. Hari ini yang dikirim jumlahnya juga tidak banyak. Hanya 14.000 untuk seluruh Kepri,” jelasnya lagi.

Ia mengungkapkan bahwa saat ini satu kabupaten/kota di Kepri dapat menghabiskan 2000 dosis untuk dua hari. Sementara di jumlah masyarakat yang sudah tervaksin mencapai 63 persen.

Legislator DPRD Kepri itu melihat adanya potensi kerumunan ketika menipisnya jumlah vaksin di Kepri. Ia menegaskan bahwa saat ini terdapat beberapa aturan yang mewajibkan masyarakat untuk menjalani vaksinasi. Oleh sebab itu, ia meminta agar seluruh masyarakat mudah mendapatkan vaksin.

“Hari ini kan ada beberapa aturan yang mewajibkan masyarakat untuk vaksin. Jangan sampai masyarakat malah susah mendapatkan vaksinnya,” tegas Rudi Chua.

Tak hanya politisi, desakan juga datang dari para penerus generasi. Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam bebagai organisasi kemahasiswaan mendesak Kementerian Kesehatan RI segera mendistribusikan vaksin COVID-19 ke Provinsi Kepri.

Salah seorang kader Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) Tanjungpinang-Bintan Dedi Irwansyah mengatakan, saat ini Kepri sedang mengalami kekurangan vaksin ditengah tingginya antusias masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi.

“Saat ini masyarakat sangat antusias melaksanakan vaksinasi. Tapi vaksinnya tidak mencukupi,” kata Dedi di sekretariat GMNI Tanjungpinang-Bintan, Jumat (23/07).

Dedi menjelaskan, kurangnya vaksin tersebut dapat menyebabkan kerumunan massa pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 di Kepri, khususnya Kota Tanjungpinang.

“Itu menyebabkan terjadinya penumpukan massa. Padahal kita sedang melaksanakan PPKM,” tegasnya.

Dedi pun meminta agar Presiden RI Joko Widodo melalui Kemenkes dapat segera menyalurkan stok vaksin sesuai kebutuhan.

Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tanjungpinang-Bintan, Muhammad Safar. Baginya, tingkat ketersediaan vaksin tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat.

Safar khawatir, kerumunan yang terjadi akan menimbulkan klaster baru di tengah masyarakat. “Jangan karena mau vaksin, muncul klaster baru dari penumpukan itu,” tuturnya.

Safar pun mengaku bahwa dirinya sendiri sangat sulit untuk mendapatkan vaksin. Saat mendatangi lokasi vaksinasi, dirinya harus berdesakan dengan masyarakat lainnya.

“Kemenkes harus segera menurunkan vaksin ke Provinsi Kepri,” tegasnya.

Sejalan dengan keduanya, tuntutan untuk Kemenkes RI juga datang dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Tanjungpinang-Bintan, Elia Anasthasia.

Menurut Elia, masyarakat Kepri sangat membutuhkan vaksinasi COVID-19. Terlebih lagi, sertifikat vaksin sudah menjadi syarat bagi masyarakat menyelesaikan proses administrasi di sejumlah pelayanan pemerintahan.

“Masyarakat sangat membutuhkan vaksin. Apalagi saat ini sertifikat vaksin sudah menjadi syarat administrasi,” tegas satu-satunya pemimpin wanita di Organisasi Cipayung itu.

Ia menegaskan bahwa Kemenkes RI harus betul-betul memahami tugas dan fungsinya. Sehingga segala kebutuhan masyarakat saat ini dapat tersalurkan dengan baik.

Pewarta: Muhammad Chairuddin
Redaktur: Albet