Sukseskah Pembelajaran Daring di Tengah Pandemi COVID-19?

Ilustrasi. (Sumber: Kompas. Com)

Tanjungpinang, Ulasan. Co – Saat ini dunia sedang dilanda wabah penyakit yang disebabkan oleh virus yang bernama corona atau dikenal dengan istilah COVID-19 (Corona Virus diseases-19). Penyakit virus corona (COVID-19) adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan.

Pada sebagian besar kasus, virus corona menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Ada dugaan bahwa virus corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Kemudian diketahui bahwa virus corona juga dapat menular dari manusia ke manusia. Infeksi virus ini pertama kali ditemukan dikota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara.

Pada tanggal 2 Maret 2020, di Indonesia kasus konfirmasi COVID-19 sebanyak 2 kasus. Tidak butuh waktu yang lama, kasus positif COVID-19 ini bertambah menjadi 4 orang pada tanggal 06 Maret 2020. Selang dua hari kemudian, pasien positif COVID-19 bertambah lagi 2 orang, sehingga totalnya menjadi 6 orang. Hingga pada tanggal 8 Maret 2020, pasien yang dinyatakan positif COVID-19 semakin bertambah sebanyak 13 orang, sehingga totalnya menjadi 19 orang. Sejak saat itu, pasien yang dinyatakan positif COVID-19 semakin bertambah tiap harinya.

Adanya virus COVID-19 berdampak bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dampak dari virus COVID-19 terjadi diberbagai bidang, seperti ekonomi, sosial termasuk juga bidang pendidikan. Sulitnya penanganan wabah COVID-19 ini, pemerintah menerapkan kebijakan-kebijakan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 yaitu salah satunya social distancing. Pemerintah juga menyatakan bahwa segala kegiatan di dalam dan di luar ruangan disemua sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran COVID-19 terutama dalam bidang pendidikan.

Pada tanggal 24 Maret 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020, tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (COVID-19). Dalam surat edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar mengajar dilaksanakan dirumah melalui pembelajaran daring.

Terkait belajar dari rumah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menekankan bahwa pembelajaran daring dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaska seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan. Pembelajaran daring juga difokuskan pada peningkatan pemahaman siswa mengenai virus corona dan wabah COVID-19. Adapun aktivitas dan tugas pembelajaran dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing. Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan peserta didik, tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet.

Dengan adanya Pandemi COVID-19 kegiatan belajar mengajar yang awalnya dilaksanakan disekolah dengan tatap muka berubah menjadi belajar dirumah melalu pembelajaran daring. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun peserta didik berada dirumah. Maka solusinya guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media online. Dengan pembelajaran daring ini peserta didik dapat berinteraksi dengan guru menggunakan,beberapa aplikasi seperti Zoom Meeting, Google Meet, Google Classroom, Whatsapp group, dan lain sebagainya.

Dengan pembelajaran daring, siswa tidak terkendala waktu dan tempat dimana mereka dapat mengikuti pembelajaran dari rumah masing-masing. Guru dapat memberikan pembelajaran melalui aplikasi virtual sehingga guru dapat memastikan siswa mengikuti pembelajaran dalam waktu yang bersamaan meskipun ditempat yang berbeda. Guru juga memberikan pembelajaran melalui aplikasi virtual yang dapat diakses dimana pun dan kapan pun tidak terikat ruang dan waktu. Misalnya guru memberikan video pembelajaran yang diunggahnya di youtube, siswa dapat mengulangi pembelajaran tersebut secara mandiri.

Pembelajaran secara daring dilakukan dengan beragam cara oleh pendidik ditengah Pandemi Covid-19. Pembelajaran daring juga memiliki tantangan sendiri. Dalam penerapannya banyak sekali hambatan yang ditemui baik dari peserta didik dan pendidik. Penerapan pembelajaran online yang mengharuskan siswa dan guru lebih menguasai teknologi informasi dan komunikasi. Tidak semua guru yang pandai dalam hal teknologi.

Penggunaan handphone maupun laptop memang bukan lah hal yang pertama kali dilakukan dalam dunia Pendidikan. Karena pada masa pembelajaran tatap muka seperti biasa alat-alat tersebut juga sudah digunakan. Namun penggunaan nya tidaklah seperti sekarang yang harus lebih menguasai lagi. Ada beberapa vitur aplikasi yang baru pertama kali digunakan pada masa Pandemi COVID-19 ini, seperti penggunaan aplikasi berbasis virtual meeting. Beberapa peserta didik ada yang tidak memiliki handphone.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem pembelajaran, akan tetapi ketersediaan kuota internet juga dibutuhkan. Pembelian kuota internet pada masa pandemi bukanlah hal yang mudah bagi siswa yang keadaan ekonominya kurang. Pembelajaran daring tidak lepas dari jaringan internet. Koneksi jaringan internet menjadi kendala yang dihadapi peserta didik yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet. Sehingga pada saat pembelajaran berlangsung, sering terjadi kehilangan jaringan yang tidak dapat melanjutkan pembelajaran.

Selain itu, kendala besar dalam pelaksanaan pembelajaran daring ialah respon dan minat siswa yang kurang. Sebagian siswa ada juga yang mengeluh karena susah dalam memahami materi ketika pembelajaran daring. Selain itu, kurangnya juga bimbingan dari orang tua  yang sibuk bekerja. Ketidaksiapan guru dan peserta didik terhadap pembelajaran daring juga menjadi masalah. Perpindahan sistem belajar tatap muka menjadi sistem daring tanpa adanya persiapan yang matang. Tetapi semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar walaupun dalam kondisi Pandemi COVID-19.

Komponen-komponen sangat penting dari proses pembelajaran daring perlu ditingkat dan diperbaiki. Dimulai dari sarana dan prasarana dalam hal pembelajaran daring yang harus ditingkatkan. Kemudian peran pendidik, guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media online agar pembelajaran tersebut efektif dan dapat dipahami oleh siswa. Dengan demikian, guru dituntut mampu merancang pembelajaran daring yang efektif dengan menggunakan media daring yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan. Walaupun dengan pembelajaran daring akan memberikan kesempatan yang lebih luas dalam mencari materi yang diajarkan, namun guru harus mampu memilih dan membatasi sejauh mana cakupan materi dan aplikasi yang sesuai pada materi dan metode belajar yang digunakan.

Kesuksesan pembelajaran daring selama Pandemi COVID-19 ini tergantung pada kedisplinan semua pihak. Kerjasama yang baik antara guru, peserta didik, orang tua, dan pihak sekolah menjadi faktor penetu agar pembelajaran daring lebih efektif.

Editor: Udin