Takkan Tanjak Hilang di Bumi

Tanjungpinang, Ulasan. Co – Kota Gurindam adalah nama yang mengudara sejak lama. Julukan tersebut sudah tak asing lagi didengar oleh masyarakat. Sayup sayup teringat negeri ini dikenal juga dengan Negeri Pantun. Tak sedikitpun pantun tertinggal dari aktivitas sehari hari.

Tak kenal maka tak sayang, itulah salah satu pepatah, jika kamu mengenal akan timbul rasa sayang. Tanjungpinang adalah salah satu kota yang masih kental akan budaya melayu. Salah satu ke khas-san melayu yaitu dari pakaian yg dipakai. Baju melayu menjadi pakaian orang melayu, tidak haya itu saja, tanjak yang melingkar elok di kepala laki laki menjadi ciri khas kebudayaan melayu.

‘Bujank betanjak’, itulah sebutan salah satu toko yang memang bergelut dengan tanjak. Rozi Saputra menekuni bisnis tanjak sejak  4 tahun silam telah mengubah pola pikir mengenai tanjak.

“Tanjak ini tidak hanya untuk acara -acara sakral saja , tetapi bisa untuk sehari hari , dengan motif dan bahan  yang casual,” ujarnya.

Alasan Rozi untuk memilih menjual tanjak karena usaha tradisi yang tidak akan mati sampai kapanpun.

Letak tokonya tepat di km 8 kota piring. Walau memiliki toko,  usaha ini cenderung melalui online untuk bertransaksi. Kisaran harga untuk tanjak sendiri Rp80.000 hingga Rp170.000

“Tanjak yang saya beli di Bujang Betanjak, dari segi bahan dan motif lebih bervariasi agar pada acara semi formal pun tanjak ni bisa dipakai,” Ujar Malik Salah satu pembeli tanjak

Suka duka menjadi bumbu pemanis dalam berusaha . Untung dan rugi menjadi tolak ukur tersendiri. Pada waktu itu ada pelanggan yang memang memesan, tapi tak kala hanya menipu. Barang sudah tersedia tetapi tidak jadi di berikan kepada pelanggan

Tanjak menjadi salah satu ciri khas melayu. Bentuknya yang unik dan memiliki filosofi tersendiri.
Ada suatu pepatah mengatakan, “Takkan melayu hilang di bumi” begitupun juga dengan tanjak, “Takkan tanjak hilang di bumi.”

Pewarta : Nera, Sari dan Yuhi