Taksi Pangkalan vs Online Memanas Lagi di Punggur Batam

Tangkapan layar cekcok taksi pangkalan dan online di Pelabuhan Telaga Punggur, Kota Batam, Kepulauan Riau. (Foto: Dok/Randi Rizky K)

BATAM – Ketegangan antara sopir taksi pangkalan dan driver taksi online kembali mencuat di Pelabuhan Telaga Punggur, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Insiden terbaru terjadi di area lobi atas pelabuhan, titik penjemputan utama penumpang dan rekaman cekcok mereka mendadak viral di media sosial pada Ahad 20 April 2025.

Ketua Taksi Pangkalan Pelabuhan Domestik Telaga Punggur, Abdul Wahab, angkat bicara. Ia mengaku resah atas aktivitas para driver online yang tergabung dalam Komunitas Andalan Driver Online (Komando), yang dipimpin oleh Feryandi Tarigan.

“Kami sempat merasa tenang karena sudah ada surat perjanjian yang dinotariskan. Dalam perjanjian itu, ada sanksi tegas bagi yang melanggar,” ujar Abdul Wahab, Senin 21 April 2025.

Namun, ia menilai kesepakatan itu kini seperti tidak dihargai. Bahkan, Abdul Wahab menyebut adanya pesan WhatsApp dari Feryandi yang terkesan meremehkan peran notaris dalam perjanjian tersebut.

“Dia bilang ‘dibayar’ soal notaris. Itu sangat menyinggung. Kami minta aparat penegak hukum memberikan perlindungan, sesuai isi perjanjian itu,” katanya.

Menurut Wahab, para sopir pangkalan adalah pelaku usaha jasa yang menjunjung hukum. Ia keberatan dengan pernyataan yang menyebut tidak ada perjanjian tertulis, karena itu dianggap mencoreng martabat mereka.

“Kami juga punya bukti bahwa driver online melanggar aturan, seperti mangkal di zona merah, menjemput di lobi, bahkan mengalihkan orderan dari aplikasi ke transaksi manual,” ujarnya.

Di sisi lain, Ketua Komando Batam, Feryandi Tarigan, mengakui adanya perjanjian, namun menurutnya perlu ada evaluasi berkala.

“Harusnya ada klausul evaluasi minimal tiga bulan sekali, tapi sampai sekarang belum pernah dilakukan,” ujarnya.

Baca juga: Driver Taksi Online dan Konvensional Bentrok di Pelabuhan Telaga Punggur

Feryandi juga menilai bahwa permintaan masyarakat untuk dijemput langsung di area pelabuhan adalah hal yang perlu dipertimbangkan. Karena itu beberapa driver online nekat menjemput penumpang di area terlarang.

“Kalau dari 100 orderan cuma 3-5 orang yang melanggar, ya harusnya bisa dimaklumi. Jangan semua disamaratakan,” katanya.

Baca juga: Sopir Angkot di Karimun Unjuk Rasa di Depan Kantor Bupati, Tuntut Taksi Online Ditertibkan

Terkait video viral, Feryandi mengungkapkan bahwa insiden itu dipicu keinginan penumpang yang sedang terburu-buru karena orang tuanya sakit.

“Driver kami dipaksa cepat oleh penumpang. Lalu ada perempuan yang tiba-tiba maju ke depan mobil. Katanya mau ditabrak, padahal dia yang mendekat,” ujarnya.

Feryandi berharap ke depan perjanjian bisa ditinjau ulang agar lebih adil bagi semua pihak.

“Harapan kami, ke depannya titik penjemputan online bisa kembali ke lobi atas,” katanya menutup. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News