TANJUNGPINANG – Tanjak merupakan penutup kepala khas kaum pria Melayu, yang warisan budaya kerajaan Melayu di masa lampau. Namun kini tanjak kembali menjadi tren bagi kaum pria di Kepulauan Riau khususnya Tanjungpinang.
Tanjak adalah penutup kepala bagi adat Melayu yang berbentuk runcing ke atas. Tanjak juga disebut mahkota ikat kepala, yang dahulunya dipakai bagi pria bangsawan Melayu.
Namun seiring perkembangan zaman, kini tanjak menjadi salah satu tren fashion di Kepulauan Riau. Bahkan, tanjak kerap dikenakan anak muda untuk berbagai kegiatan maupun sehari-hari.
Filosofi tanjak berasal dari kata tanjak “nanjak” yang memiliki arti naik/tinggi, sesuai dengan bentuk tanjak yang didesain tinggi berbentuk segitiga.
Rozi, salah satu pelaku usaha Bujang Betanjak Tanjungpinang merupakan salah satu pemuda milenial yang hingga saat ini masih menggunakan dan memperkenalkan tanjak untuk khalayak umum.
Pemuda jebolan ajang Dangdut Academy ini juga menyampaikan niatnya, yang bukan hanya sekedar mengambil keuntungan melainkan ingin membuat tanjak kembali eksis dan modern.
Baca juga: Penikmat Mie Instan Harus Cobain Mie Nyemek Tanjungpinang
“Saya memproduksi tanjak bukan hanya dijadikan sumber keuntungan. Tetapi lebih ke usaha saya untuk memberikan pilihan tanjak topi khas Melayu kepada masyarakat saat ini. Terutama pemuda milenial yang mulai meninggalkan budaya asli, karena mengikuti era modernisasi,” ucapnya.
Ia memproduksi tanjak dengan berbagai model, ukuran dan warna dengan harga yang terbilang murah yang bisa dipakai oleh orang dewasa hingga anak-anak.
Tanjak dengan kombinasi motif songket hanya dibandrol dengan harga Rp85ribu hingga Rp100ribu rupiah. Sedangkan tanjak dengan full motif songket, hanya dijual dengan kisaran harga Rp150ribu saja.
Rozi bahkan memberikan potongan untuk paket spesial sepasang ayah dan anak yang hanya dibandrol dengan harga Rp155ribu rupiah hingga Rp260ribu rupiah yang bisa anda pesan melalui Instagram @stylebujangbetanjak.
“Kami memberikan promo potongan harga hingga Rp20ribu rupiah untuk set ayah dan anak. Harapannya agar tanjak ini terus bisa di beli dan dipakai tanpa memberatkan,” ucapnya.
