TANJUNGPINANG – Hujan deras dengan intensitas tinggi dan cukup lama menimbulkan bencana banjir hingga tanah longsor di berbagai daerah di Kepulauan Riau (Kepri).
Setelah beberapa hari diguyur hujan pekan lalu menyebabkan beberapa jalan tergenang air hingga amblas di Batam, Bintan dan Karimun. Selain itu, permukiman warga turut terendam banjir di Bintan dan Tanjungpinang.
Namun, bencana paling parah terjadi di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, pada Senin, 6 Maret 2023. Tanah longsor menimbun 30 rumah di Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan. Puluhan orang tewas dan masih hilang.
Berdasarkan data Tim Tanggap Darurat Bencana Serasan per Kamis, 9 Maret, sedikitnya 30 orang meninggal dunia telah ditemukan dan 24 orang masih hilang.
Sampai hari itu tercatat jumlah pengungsi sebanyak 1.216 orang dengan rincian pengungsi di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Serasan sebanyak 219 orang, Puskesmas 215 orang, Pelimpak dan Masjid Al Furqon 500 orang, di SMA Negeri 1 Serasan 282 orang. Kemudian jumlah rumah yang tertimbun sebanyak 30 unit.
Hingga saat ini proses pencarian terhadap korban terus dilakukan tim tanggap darurat bencana Pulau Serasan.
Penanganan Cepat
Peristiwa longsor di perbatasan negeri itu menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah dan pusat.
Mendapat kabar itu, Bupati Natuna Wan Siswandi dan Wakil Bupati Natuna Rodial Huda bersama rombongan tim tanggap darurat bencana dari Basarnas Natuna, TNI/Polri hari itu juga berangkat ke Pulau Serasan.
Perjalanan harus menempuh terjangan ombak dan beberapa jam di laut dari Ranai menuju Pulau Serasan.
Sehari kemudian, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia (BNPB RI) Letjen TNI Suharyanto bersama Gubernur Kepri Ansar Ahmad tiba di Natuna. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Pulau Serasan.
Rombongan Kepala BNPB RI Letjen TNI Suharyanto tiba di Bandara Raden Sadjat, Ranai, menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU, Selasa (07/03).
Kepala BNPB RI langsung menggelar rapat untuk memberikan arahan kepada Gubernur, Danrem, Kapolda serta seluruh Forkopimda atau perangkat daerah lainnya yang terlibat langsung dalam proses evakuasi para korban tanah longsor di Serasan.
Letjen TNI Suharyanto meminta agar lokasi kejadian tidak menjadi kendala. Evakuasi harus dilakukan dan tim evakuasi harus maksimal dalam mencari korban yang masih dinyatakan hilang untuk sementara. Tidak menjadikan lokasi yang terpencil dan kondisi cuaca yang tidak stabil mempengaruhi proses pencarian.
“Setelah ini kita tetapkan sebagai darurat bencana, maka kita harus bahu-membahu secara maksimal melakukan pertolongan,” kata Suharyanto.
Untuk masyarakat yang saat ini berada di pengungsian, Suharyanto juga meminta agar kebutuhan sehari-harinya terjamin, baik berupa sandang, papan dan pangannya.
“Jangan sampai masyarakat yang sudah kena musibah itu dibebani lagi dengan susah mendapat bantuan makanan, pakaian dan sebagainya. Kita harus perhatikan betul-betul sampai status darurat bencana selesai,”ujarnya.
Ditegaskannya lagi, meskipun lokasi kejadian cenderung sulit diakses karena jauh dan harus berhadapan dengan cuaca yang tidak menentu di laut Natuna. Namun, Suharyanto meminta agar standar perlakuan penanganan bencana dilakukan secara seksama. “Justru harus lebih maksimal lagi karena kondisi geografis dan cuaca mengharuskan kita demikian,” tegasnya.
Komunikasi Terputus
Peristiwa longsor itu menyebabkan jaringan telekomunikasi dan listrik terputus di Pulau Serasan. Kondisi itu menyulitkan warga untuk mengetahui peristiwa tersebut.
Komunikasi sulit diungkapkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepri Muhammad Hasbi di awal-awal kejadian. Ia menyampaikan, kejadian longsor dikarenakan curah hujan intesitas tinggi terus melanda wilayah beberapa hari terakhir. “Kita sudah mendapat laporannya dari Danramil Serasan,” kata Hasbi di Tanjungpinang, Senin.
Namun, dirinya belum mengetahui secara pasti berapa jumlah korban yang tertimpa musibah longsor saat itu. “Kita belum mengetahui berapa jumlah pasti, karena komunikasi kita dengan sana terputus,” ujar Hasbi.
Hal serupa diungkapkan Iptu Sri Siswanto, keluarga korban yang berada di Kabupaten Karimun juga merasakan sulitnya mencari informasi terkait kejadian tersebut. “Informasi susah karena internet dan PLN mati,” kata Siswanto.
Untuk mengatasi persoalan itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri meninstruksikan pemulihan jaringan telekomunikasi dan listrik di Pulau Serasan.
Kepala Dinas Kominfo Kepri, Hasan mengatakan, pihaknya bersama Pemkab Natuna terus berkoordinasi dengan PLN dan pihak Telkom sebagai penyedia layanan kelistrikan dan jaringan telekomunikasi di wilayah tersebut.
Hasan menyebutkan, dari informasi yang diterima, saat ini telekomunikasi di Serasan sudah aktif namun belum maksimal. Sebab dari 5 BTS yang ada di Serasan, baru 2 BTS yang dapat dioperasionalkan, yakni BTS milik BAKTI Kominfo.
“Sedangkan 3 BTS milik provuder swasta belum dapat beroperasi, tapi hari ini akan diusahakan dapat mengaktifkan 1 tower provider karena jalan menuju ke tower tersebut harus melalui Siantan Timur” ujar Hasan.
Bantuan Mengalir
BNPB RI telah mengirim bantuan sedikitnya 20 ton kebutuhan masyarakat terdampak longsor.
Kepala BNPB RI Letjen TNI Suharyanto meminta bantuan untuk korban tanah longsor di Pulau Serasan harus cepat didistribusikan.
“Kita mau semua bantuan yang masuk, baik berupa barang dan uang cepat didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan di pengungsian, jangan ditumpuk,” kata Letjen TNI Suharyanto di lokasi bencana, Rabu (08/03).
Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyerahkan bantuan dana sebesar Rp1 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Natuna untuk membantu korban longsor. Kemudian dari BNPB sendiri menyerahkan bantuan berupa lima unit motor dan satu unit mobil dapur.
Bantuan untuk korban juga diberikan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo. Kemudian Polda Kepri salurkan bantuan sosial sebanyak 600 paket sembako kepada korban bencana longsor di Pulau Serasan.
Bantuan lainnya terus mengalir, bahkan banyak yang menggalang dana agar korban terdampak longsor dapat terbantu dan segera pulih.
Baca juga: Kepala BNPB RI: Bantuan Longsor Pulau Serasan Harus Cepat Didistribusikan
Bantuan itu dikirim menggunakan kapal laut. Sebab, hanya tranportasi laut dan helikopter yang dapat menjangkau lokasi.
Komando Armada I (Koarmada I) bahkan menyiagakan tiga Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) untuk mendukung penanggulangan bencana tanah longsor di Pulau Serasan. Tiga KRI yang disiagakan, yakni KRI Bontang-907, KRI Imam Bonjol-383 dan KRI Sembilang-850.
Peduli Serasan
Himpunan Keluarga Serasan (HKS) di Tanjungpinang menggelar salat gaib dan menggalang dana untuk korban longsor di Kecamatan Serasan.
Himpunan Mahasiswa Kabupaten Natuna (HMKN) Tanjungpinang bersama HKS membuka posko tanggap bencana alam tanah longsor Serasan di Bintan Centre.
Posko yang dirikan menerima bantuan dana hingga bantuan logistik dari masyarakat umum. Kemudian akan disalurkan ke korban terdampak bencana longsor.
Ketua HMKN Tanjungpinang, Dendi Ardiansyah mengatakan, selain membuka posko di Bintan Centre, para relawan juga akan melakukan galang dana di simpang lampu merah dan pasar di Tanjungpinang.
“Kami akan menerima bantuan logistik dari masyarakat, untuk korban yang terdampak bencana tanah longsor di Serasan dan Serasan Timur,” kata Dendi.
Selain itu, Polresta Tanjungpinang dan Polres Bintan turut menggalang donasi untuk korban tanah longsor Pulau Serasan. (*)
Ikuti Berita Lainnya di Google News