Telur Ayam di Natuna Naik Lagi, 30 Butir Kini Rp58 Ribu

Telur ayam yang dijual salah satu kios di Pasar tradisional Ranai, Natuna. (Foto:Muhamad Nurman/Ulasan.co)

NATUNA – Kini harga telur ayam di Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, dijual Rp2 ribu per butir. Bila dibandingkan harga sebelumnya hanya Rp1.500 per butir.

Sementara harga per papannya yang berisi 30 butir dijual seharga Rp58 ribu. Harga ini terpantau naik dalam sepekan ini, di sejumlah warung dan pasar tradisional Ranai.

Pedagang sembako di Pasar Tradisional Ranai, Mayki Nur Batista mengatakan, harga pasaran telur ayam ras dijual per papan seharga Rp58 ribu. Bila dijual eceran maka rata-rata berkisar Rp1.900 hingga Rp2 ribu.

Sebelumnya, kata dia, rata-rata harga telur ayam di Pasar Ranai hanya bertengger di harga Rp45 ribu atau jika dijual per butir Rp1.500. Namun, sejak sepekan ini harga naik dan belum mengalami penurunan.

“Normalnya disini berkisar Rp45-48 ribu per papan tiga butir Rp5 ribu. Sekarang satu butir Rp2 ribu,” ucapnya dipasar tradisional Ranai, Natuna, Kecamatan Bunguran Timur, Ahad (07/08).

Namun menurut dia, harga Rp2 ribu per butir bagi warga Ranai adalah harga yang wajar. Karena biasanya kelonjakan harga ini karena pengaruh kedatangan kapal sembako dari ibukota.

Menurut Mayki, karena faktor cuaca maka pengiriman bahan sembako ke Natuna agak tersendat. Ia meyakini, jika kapal sembako sudah kembali ke Ranai bisa dipastikan harga kembali normal.

Baca juga: BMKG: Waspada Gelombang Tinggi 2.5 Meter di Natuna

“Bisa jadi seminggu kedepan harga telur diperkirakan akan normal. Sebab akan ada beberapa kapal sembako yang masuk ke sini,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan, Abu Sofyan yang juga menyebutkan, kenaikan harga telur ayam di Ranai sudah naik sejak dua bulan terakhir. Bahkan kata dia, satu bulan lalu telur ayam sempat dijual di pasaran Rp63 ribu per 30 butir.

“Sebulan belakangan harga pasaran telur ayam di sini per butir Rp3 ribu,” imbuhnya.

Menurut informasi yang ia terima, kelangkaan terjadi bukan karna stok telur di perternak yang kosong, begitu pun kapal barang ke Natuna yang sedang dalam perbaikan.

Ia menyebutkan, telur yang mereka beli berasal dari luar Natuna yakni Kalimantan dan Tanjungpinang.

“Langkanya bukan karena stok telur tidak ada tapi karna kapal pengangkut docking,” ujarnya.