Tidak Dianugerahi Gelar Kebesaran Riau Lingga, Gubernur Kepri; Tak Apa-apa

Tidak Dianugerahi Gelar Kebesaran Riau Lingga, Gubernur Kepri; Tak Apa-apa
Gubernur Kepri Ansar Ahmad, saat ditemui di Gedung DPRD Kepri. (Foto: Ardiansyah Putra)

Tanjungpinang – Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad mengaku tidak mempermasalahkan dirinya tidak dianugerahi gelar oleh Perhimpunan Agung Zuriat dan Kerabat Kerajaan Riau Lingga.

Pasalnya, hanya Ansar Ahmad tidak dianugerahi Gelar Kebesaran Riau Lingga seperti yang didapat Wakil Gubernur (Wagub) Hj Marlin Agustina Rudi mendapat gelar Dato’ Wira Indera Puteri di Pulau Penyengat Indra Sakti Kota Tanjungpinang pada Sabtu (27/11) lalu.

Selain Wagub Kepri, Penganugerahan Gelar Kebesaran Riau Lingga juga diberikan kepada H Muhammad Sani, mantan Gubernur Kepri, Wali Kota Tanjungpinang Hj Rahma, Budayawan H Rida K Liamsi, H Dharma Setiawan dan Wali Kota Batam H Muhammad Rudi yang mendapat gelar Dato’ Perdana Lela Mahkota.

Menurut Ansar Ahmad, pemberian gelar boleh diterima oleh siapa saja, seperti diterima oleh Wakil Gubernur Kepri, Wali Kota Tanjungpinang  dan Wali Kota Batam.

“Oh, tak apa apa, soal gelar kan siapa saja boleh dapat, boleh diberikan ke siapa saja. Kita kan saling menghormati dan tak perlu mempersoalkan sesuatu,” ujar Ansar Ahmad di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) Kepri, Dompak, Tanjungpinang, baru-baru ini.

Ansar mengatakan, tujuannya menjadi pemimpin daerah yakni bekerja untuk masyarakat, bukan mendapatkan gelar.

“Ya, tak apa apa. Tujuan saya itu kerja, bukan gelar. Kalau orang lain yang diberi gelar, ya tidak apa apa,” kata Ansar dengan lugas.

Baca Juga: Gubernur Kepri Tunggu Aturan Baru PPKM Level 3 Saat Libur Nataru

Dikutip dari rilis resmi Humas Pemerintah Provinsi Kepri, Yang Dipertuan Muda Perhimpunan Agung Zuriat dan Kerabat Kerajaan Riau Lingga Raja Supri Ibni Raja Yassin menyampaikan bahwa ini merupakan tradisi Kesultanan Riau Lingga yang dilaksanakan turun menurun sejak ratusan tahun lalu. Tradisi ini memang telah diazaskan dan diwariskan oleh nenek moyang mereka, para pemimpin Kesultanan Riau Lingga.

“Sebagai ahli waris Diraja Melayu kami memang diajarkan untuk memberikan apresiasi, penghormatan dan penghargaan ke yang sepatut-patutnya kepada sesiapa saja yang telah berbuat bhakti yang luar biasa bagi kemajuan negeri dan umumnya umat manusia, wakhususan Kepri pada umumnya,” kata Raja Supri.

Oleh sebab itu, kata Raja Supri, penganugerahan ini walaupun tak seberapa takaran nilainya, merupakan tanggung jawab kultural yang memang wajib dilaksanakan bagi meneruskan tradisi baik lagi mulia yang telah diazaskan oleh para pendahulu.

Perkara ini merupakan salah satu upaya untuk menuruskan bhakti yang dilaksanakan dengan amat baik lagi mulia oleh para pendahulu dengan mendirikan, membela, mempertahankan dan membangun negeri ini.

Wujud capaian seperti yang telah dimaklumi adalah sebuah tamadun besar Melayu dengan tradisi intelektual sebagai pilar peradabannya yang boleh dibanggakan dan membanggakan bangsa Melayu khasnya dan bangsa Indonesia amnya (umumnya), dimana untuk  orang Melayu hidup dan bermastautin pada masa kini tanpa batas geopolitik dan kewarganegaraan.

“Kita tentulah berharap agar perhimpunan Agung Zuriat dan Kerabat Kerajaan Riau Lingga ini memberikan sumbangan yang jauh lebih berarti bagi pembangunan Kepulauan Riau yakni bagi nama sekarang kawasan Riau Lingga dunia Melayu dan NKRI pada umumnya,” kata Raja Supri. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *