BATAM – Harga cabai dan ikan di Pasar TOS 3000 Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mengalami kenaikan. Hal itu terungkap saat adanya inspeksi mendadak (Sidak) oleh Tim Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kota Batam, Selasa (07/03).
“Pengecekan ini dalam rangka menyebut bulan Ramadan. Ada yang naik seperti cabai. Cabainya ada yang dari Aceh, Bengkulu, hingga Jogja,” kata Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Polda Kepri, Kombes Pol Nasriadi.
Ia menjelaskan, kenaikan harga cabai itu merupakan dampak dari cuaca ekstrem yang terjadi saat ini. Sebab moda transportasi untuk mengangkut bahan pangan tersebut juga berpengaruh.
Pasalnya, terdapat beberapa cabai yang diangkut menggunakan pesawat sehingga lebih mahal. Sementara beberapa lainnya, menggunakan kapal.
“Musim hujan cabai yang diangkut dengan transportasi pesawat, tentu kondisinya masih segar dan harganya pasti naik. Kemudian yang menggunakan kapal laut, masih agak murah,” ujar Nasriadi.
Di pasar itu, cabai rawit merah atau cabai setan dijual seharga Rp75 ribu per kilogram. Mengalami kenaikan Rp5 ribu dari harga sebelumnya.
Kemudian, cabai rawit Aceh dijual dengan harga Rp45 ribu karena menggunakan moda transportasi laut. Sedangkan cabai rawit Mataram, dijual dengan harga Rp60 ribu per kilogram karena menggunakan pesawat.
Baca juga: Kepala BP Batam Harap Kehadiran Indogrosir Beri Dampak Positif
Perihal ikan, para pedagang membanderol ikan air tawar seperti lele seharga Rp30 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya, ikan lele itu dijual seharga Rp26 hingga Rp28 ribu per kilogram.
Sementara untuk ikan Selar, dibanderol dengan harga Rp48 ribu per kilogram. Ikan itu didatangkan dari Kota Tanjungpinang.
“Karena banjir, maka banyak juga yang berakibat ikan tersebut lepas atau hilang dari kolam. Maka si peternak naikkan harga. Sementara yang lain masih stabil. Kita akan terus kontrol agar harga tak naik,” tutur Nasriadi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Gustian Riau mengaku, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan sejumlah daerah lainnya untuk mencukupi kebutuhan cabai di Batam.
Selain itu, hal tersebut juga bertujuan menjaga stabilitas harga di pasaran.
“Kita sudah kerja sama dengan Lombok dan Medan. Mungkin nanti akan dipercepat. Semoga bisa terealisasi sebelum Ramadan,” ujarnya.
Salah seorang pedagang cabai, Mardi mengungkapkan, dirinya tak bisa menekan harga sendiri lantaran ongkos yang ia dikeluarkan cukup besar.
Oleh sebab itu, harga cabai yang ia jual bergantung pada ketersediaan dan juga akses ke Kota Batam. “Kita tidak bisa jual di bawah pasar. Kenaikannya baru hari ini,” kata Mardi.
Baca juga: De’sands, Tempat Nongkrong Nuansa Santorini Yunani Ada di Batam