Titik Hotspot Tak Ditemukan di Kepri, Kualitas Udara Batam Masuk Kategori Sedang

Kiriman Kabut Asap
Pemandangan kawasan Tanjung Uma, Kecamatan Lubuk Baja, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. (Foto: Irvan Fanani)

BATAM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Hang Nadim Batam mencatat tidak ada titik panas atau hotspot akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Sabtu (14/10).

“Per hari ini terpantau tidak ada titik hotspot di Kepri. Jarak pandag juga terlihat baik yakni 10 kilometer,” ujar Forecaster BMKG Kelas I Hang Nadim Batam, Nizam Mawardi.

Sementara itu, cuaca di Kota Batam hari ini berlangsung cerah berawan dengan kecepatan angin sekitar 10 kilometer ke arah tenggara dan kelembaban udara 85 persen.

Nizam menambahkan, jika dilihat dari jarak pandang, Kota Batam saat tidak terdampak kabut asap akibat karhutla yang masih terjadi di Sumatera.

“Kalau dilihat dari jarak pandang, tidak terdampak,” ungkapnya.

Sementara itu, dilansir dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sabtu (14/10) pukul 18.00 WIB, Kota Batam berada di urutan ke-36 tingkat polusi udara di Indonesia.

Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Kota Batam menunjukkan angka 73 PM 2.5 atau masuk dalam kategori sedang.

Baca juga: Update Kabut Asap-Dinkes Sebut Kepri Masih Kondisi Aman

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Batam, Didi Kusmarjadi menyebutkan, kasus Insfeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kota Batam meningkat dua kali lipat.

Hal ini dikarenakan kualitas udara di Batam menurun yang disebabkan kabut asap kiriman akibat karhutla di wilayah Sumatra.

“Pada periode bulan Agustus dan September lalu, angka penderita ISPA di Kota Batam tercatat sebanyak 200 kasus per hari. Sementara untuk bulan Oktober ini, kami mencatat angka harian ISPA sebanyak 400 sampai 500 kasus per hari,” ujar Didi, Selasa (10/10).

Adapun anjuran dari pemerintah, kata Didi, sesuai dengan surat edaran (SE) dari Kementerian kesehatan (Kemenkes) terhadap kualitas udara yang tidak sehat ini, kita dianjurkan untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.

“Kalau terpaksa melakukan aktivitas di luar rumah, kami mengimbau untuk mengenakan masker. Kemudian menutup pintu serta jendela rumah agar menghindari polusi ini masuk ke dalam rumah,” paparnya.

“Selanjutnya masyarakat diimbau untuk meningkatkan konsumsi air putih dan menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat,” kata Didi. (*)

Ikuti Berita Lainnya di Google News