Tolak Bayar Biaya Barang, Penumpang: Kami Tak Ada Uang, Macam Mana?

Tolak Bayar Biaya Barang, Penumpang: Kami Tak Ada Uang, Macam Mana?
Petugas dan para penumpang saat berdiskusi (Foto: Muhammad Cahiruddin)

Bintan – Para penumpang KM Umsini tolak biaya barang bawaan di Pelabuhan Sri Bayintan Kijang, Kecamatan Bintan Timur, Kabpaten Bintan, Kepulauan Riua, Rabu (05/10). Para penumpang mengaku tak punya uang lagi untuk membayar biaya barang bawaan.

Paantau di lokasi, para penumpang memprotes kebijakan biaya timbang barang bawaan. Menurut, penumpang biaya timbang bawaan itu memberatkan warga, terutama kondisi saat ini. Para penumpang itu pulang kampung karena kehidupan sudah susah di rantau.

“Barang ini, orang dalam itu minta mau ditimbang, saya mau ke Flores sama keluarga,” kata salah seorang penumpang di pelabuhan.

Informasi yang dihimpun barang bawaan penumpang yang ditimbang dengan harga Rp15 ribu per kilo.

Ratusan penumpang itu tidak terima karena mereka merasa tidak memiliki uang lagi.

“Kami menolak, kami tak uang, orang lagi nganggur, makanya pulang,” ujar penumpang lainnya.

“Orang ngganggur makanya pulang, tak ada uang lagi,” ujar penumpang lainnya.

BACA JUGA: Ratusan Penumpang KM Umsini Ricuh di Pelabuhan Sri Bayintan Kijang

Di lokasi tampak hanya beberapa petugas yang menjaga keamanan di pelabuhan. Hingga berita ini diterbitkan belum ada keterang resmi dari pihak pelabuhan setempat.

Sebelumnya diberitkan, ratusan penumpang KM Umsini ricuh saat hendak berangkat di Pelabuhan Sri Bayintan Kijang, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (06/10).

Penyebab, kericuhan ini diketahui karena penumpang tidak terima terkait kenaikan harga timbang barang bawaan oleh PT Pelni Cabang Tanjungpinang.

Hendri salah seorang calon penumpang mengatakan, para penumpang merasa keberangkatan atas kebijakan tersebut. Pasalnya, sejak awal pembelian tiket, hingga jelang keberangkatan, para penumpang tidak diberi tahu terkait penimbangan tersebut.

Selain itu, menurutnya, PT Pelni tidak memberikan informasi nominal yang harus dibayarkan untuk setiap kilo barang yang melebihi kapasitas.

“Kalau sampai timbangannya delapan juta bagaimana. Uang di dompet hanya sejuta,” ujarnya di Pelabuhan Sri Bayintan Kijang, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan, Rabu (06/10).

Lanjutnya, para penumpang merasa keberangkatan lantaran biaya yang dikeluarkan untuk sampai di pelabuhan sudah cukup besar.

“Sampai ke sini saja sudah habis Rp1,5 juta,” ucapnya. (*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *