Transisi Pendidikan Indonesia Belum Berjalan Maksimal

Nasib dunia pendidikan di Indonesia saat ini mengalami transisi yang penuh kendala dan belum sepenuhnya mendapatkan solusi berarti. Pandemi Covid-19 adalah akar sebab transisi pendidikan harus dilakukan. Transisi tersebut adalah perubahan dalam sistem belajar yang dulunya dilakukan metode belajar mengajar di dalam kelas beralih menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Langkah itu dilakukan guna mengurangi penyebaran pesat penyebaran Covid-19.

Kebijakan pemerintah yang diusung sejak Maret 2020 ini bisa dikatakan sebagai opsi yang memang penuh keterpaksaan. Proses adaptasi yang harus dijalani tanpa persiapan matang, lebih lagi selama ini Indonesia sudah terbiasa dengan proses pembelajaran di dalam kelas. Akhirnya transisi yang dijalani memikul banyak kendala yang tidak bisa dipungkiri.

Kendala Transisi

Dalam situasi yang terjadi akibat dari transisi pendidikan yang dijalani, tidak sedikit kendala harus diterima oleh Guru dan Siswa. Hal ini bisa dilihat dari sisi Guru yang kenyataannya tidak semua bisa dikatakan paham teknologi. Terutama bagi mereka yang lahirnya sebelum tahun 1970-an. Kenyataan serupa juga dialami para siswa yang harus diakui juga bahwa tidak semuanya mengerti teknologi.

Selain itu, sarana dan prasarana yang kurang memadai. Di zaman modern ini harus diakui bahwa perangkat teknologi tidaklah murah. Masalah ini tidak hanya dialami Siswa dari sisi ekonomi karena Guru juga ada sebagian dari mereka yang kondisi ekonominya menghawatirkan. Hal tersebut membuat keduanya menjalani proses transisi serba terbatas.

Selanjutnya, akses internet yang terbatas. Kasus ini menjadi masalah timpang karena luasnya wilayah Indonesia. Tentu tidak menjadi masalah berarti bagi mereka yang tinggalnya di kota akan tetapi bagi mereka yang tinggal di pelosok Negeri kasus ini adalah masalah paling besar. Jaringan internet di pelosok Negeri tidak selancar di kota, bahkan ada yang sama sekali tidak ada jaringan. Oleh karena itu, proses pembelajaran daring yang menjadi daya utama transisi pendidikan tidak bisa berjalan sesuai harapan.

Terakhir, kurang siapnya penyedia anggaran. Biaya untuk proses pendidikan sangatlah diperlukan. Namun dalam situasi ini selalu menjadi hambatan karena aspek kesejahteraan Guru dan Siswa masih jauh dari apa yang diharapkan. Pemerintah memang memberi bantuan berupa kuota internet, tetapi pada kasus lain seperti mereka yang tidak memiliki laptop atau gawai tentu tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Pada akhirnya ada dilema dalam proses pembelajaran daring, sedangkan pemerintah sejauh ini belum bisa memberikan solusi secara menyeluruh dalam memfasilitasi kebutuhan di dunia pendidikan.

Dampak Besar Kendala Transisi

Ada dua kategori dampak dalam masa transisi pendidikan yang dijalani dengan pembelajaran daring. Pertama, dampak jangka pendek bahwa tidak menutup kemungkinan terjadinya pengikisan psikologis guru dan siswa. Kedua, dampak jangka panjang yang mana adanya ketidaksetaraan antara kelompok masyarakat antardaerah di Indonesia. Hal ini menjadi masalah yang tentunya tidak mudah diatasi begitu saja karena setiap daerah di Indonesia tidak semua kondisi ekonominya sama, tidak semua kualitas manusianya sama.

Sementara itu, pendidikan sangat penting bagi semuanya. Kondisi ini seharusnya tidak boleh terlepas pandang dari kebijakan pemerintah dan pelaksanaan operasionalisasi di lapangan harus sedemikian rupa diperhatikan dengan bijaksana.

Semua Elemen Berperan Penting

Dalam peristiwa ini peran pemerintah sangat penting dan fundamental dalam penerapan kebijakan pembelajaran daring. Sesuai intruksi Presiden Nomor 4 tahun 2020 tentang refocussing kegiatan, relokasi anggaran, serta pengadaan barang dan jasa dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 harus segera dilaksanakan. Artinya, pemerintah tidak boleh mengulur-ulur waktu karena perlu diingat bahwa kebutuhan dunia pendidikan di tempat pelosok Indonesia sangat membutuhkan untuk terlaksananya pembelajaran dengan baik.

Selain itu, peran orang tua juga dibutuhkan sebagai pendidik utama di rumah harus berjalan sebagaimana mestinya. Orang tua perlu maksimal mendampingi anaknya membantu proses belajar selama pembelajaran daring. Hal ini berkaitan dengan perlu adanya kesadaran akan tanggung jawab dalam perkembangan anak.

Selain itu, Guru juga harus mampu menjalankan proses pembelajaran daring seefektif mungkin. Guru baiknya bukan membebani murid dengan tugas-tugas yang diberi juga tidak hanya memposisikan diri sebagai pemberi ilmu, tetapi tetap mengacu pada ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Dalam hal ini juga, sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus berperan memfasilitasi perubahan sebagai penyokong fasilitas selama pembelajaran daring.

Transisi pendidikan Indonesia yang sedang dialami sekarang memang perlu adaptasi panjang hingga prosesnya bisa berjalan maksimal. Setiap kekurangan yang ada sudah menjadi kewajaran sesama. Hal itu pun harus segera ditemukan solusi yang tepat demi kemajuan pendidikan Indonesia yang kini sedikit tertinggal dari negara lain.

Penulis: NAZARUDDIN, S.Pd.
Guru SD Negeri 010 Lingga, Kab.Lingga, Kepulauan Riau