Tukang Ojek Duduk Melamun 11 Jam di Pangkalan Tanpa Penumpang

Tukang ojekdi Pelabuhan Sri Bintan Pura saatr bersantai di pangkalan menunggu calon penumpang. (Foto:Alan Prathama Artha/Ulasan.co)

TANJUNGPINANG – Penyedia jasa transportasi ojek di Pelabuhan Sri Bintan Pura, Tanjungpinang, Kepulauan riau menghabiskan waktunya hingga 11 jam untuk menunggu penumpang.

Berangkat dari rumah pukul 07.00 WIB, dengan harapan ada penumpang hari ini. Namun nasib berkata lain, dan ternyata hingga pukul 18.00 WIB tak satu pun ada penumpang yang menggunakan jasa ojek.

Hal itu dialami tukang ojek Koperasi Pelabuhan Sri Bintan Pura. Sedari pagi hanya mengisi hari dengan terduduk lesu di pos pangkalannya, terkadang bercanda hingga melamun karena sepinya calon penumpang.

Ditambah lagi, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi naik. Turut berimbas dengan harga kebutuhan pokok yang pastinya ikut naik.

Walau BBM bersibsidi naik, para penyedia jasa transportasi ojek di Pelabuhan Sri Bintan Pura Tanjungpinang memilih tak menaikkan taris jasa ojeknya.

Para tukang ojek itu beralasan, jika tarif jasa ojek ikut naik akan semakin sepi calon penumpang uang ingon naik ijek dari pelabuhan.

Sulkan, seorang tukang ojek di Pelabuhan Sri Bintan Pura mengatakan, setiap hari dirinya hanya duduk di pangkalan untuk menunggu calon penumpang.

Ia bersama rekan yang lain, hanya menghabiskan waktu dengan melamun kosong sembari memandang ke arah pelabuhan dengan harapan ada calon penumpang.

Jika para penumpang dari Pelabuhan Sri Bintan Pura ramai-ramai telihat keluar dari pintu utama pelabuhan. Tukang ojek bergegas duduk di sepeda motornya.

Ketika penumpang melewati pos pangkalan mereka, mulailah terdengar sapaan mereka kepada calon penumpang ‘ojek bang, ojek kak, ojek pak bu, mau kemana’.

Sebelum harga BBM naik, lanjut Sulkan, biasanya ia mendapatkan empat hingga enam orang penumpang per hari. Namun setelah BBM naik, tak satu pun ada penumpang mau naik ojek.

“Untuk tarif masih sama dan tidak ada kenaikkan, dari Pelabuhan ke Batu 3 hanya sebesar Rp15 ribu. Kemudian dari pelabuhan ke batu 5 sebesar Rp20 ribu, dan untuk Batu 9 sebesar Rp30 ribu. Walaupun begitu, minat penumpang untuk naik ojek sangat rendah. Mungkin karena mereka berpikir tarif ojek naik, sehingga tidak mau naik ojek,” kata Sulkan, Rabu (14/9).

Rudi, yang juga rekan Sulkan menyatakan hal yang sama. Meskipun harga tarif tidak dinaikkan akan tetapi minat penumpang untuk menaikki ojek masih sangat sepi.

Rudi berharap pemerintah dapat mencarikan solusi terbaiknya, seperti memberikan bantuan bagi masyarakat terdampak atau penurunan harga BBM seperti harga yang sebelumnya.