UNHCR Ungkap Penyebab Lambatnya Proses Pengungsi di Indonesia Menuju Negara Ketiga

UNHCR Ungkap Penyebab Lambatnya Proses Pengungsi di Indonesia Menuju Negara Ketiga
Communication Associate UNHCR Indonesia Dwi Anisa Prafitria. (Foto: Muhammad Chairuddin)

Tanjungpinang – United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) mengungkap faktor penyebab lambatnya pemindahan para pengungsi atau pencari suaka di Indonesia ke negara ketiga.

Communication Associate UNHCR Indonesia Dwi Anisa Prafitria mengatakan, pemindahan ke negara ketiga merupakan solusi jangka panjang untuk para pencari suaka. Menurutnya, proses pemindahan itu berlangsung setiap hari.

Dwi mengungkapkan, dalam pemindahan itu tersebut cukup banyak proses yang harus dijalani. Hingga saat ini, terdapat sejumlah kendala yang mengakibatkan para pengungsi harus menunggu hingga bertahun-tahun.

Dalam beberapa tahun terakhir, kuota pemindahan para pengungsi ke negara ketiga mengalami penurunan drastis. Hal itu yang mengakibatkan proses pemindahan jadi bertambah panjang.

“Terjadi penurunan kuota. Ini terjadi secara global. Misalnya dari 20 juta pengungsi, kuota kita hanya satu persen untuk seluruh dunia,” kata Dwi saat dikonfirmasi via telepon seluler pada Rabu (13/10).

Ia menjelaskan, jumlah kuota pemindahan tersebut tergantung pada negara ketiga dan bukan hanya wewenang UNHCR sebagai fasilitator. Setiap tahunnya, UNHCR selalu memberangkatkan para pengungsi ke negara ketiga seperti Kanada, Australia, Amerika, dan sejumlah negara lainnya.

Baca Juga: UNHCR Respons Kabar Belasan Pengungsi Bunuh Diri di Pulau Bintan

Pihaknya juga akan memprioritaskan pengungsi yang dinilai paling rentan seperti pengungsi yang memiliki kondisi medis tertentu. Selama 2021, UNHCR telah memindahkan lebih dari 300 pengungsi dari seluruh wilayah Indonesia yang sudah diberangkatkan ke negara ketiga.

Lanjutnya, UNHCR juga telah menjalin koordinasi dengan Pemerintah Indonesia untuk menjalankan sejumlah program pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk para pengungsi.

“Selama ini sudah berjalan. UNHCR juga melakukan advokasi agar para pengungsi mendapatkan pelatihan agar bisa hidup bermartabat dan berkontribusi balik ke masyarakat setempat,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *