Update Sementara Letusan Gunung Semeru: 38 Orang Luka Bakar, BNPB Kirim Tim Reaksi Cepat

BAKTI Kominfo Sediakan Akses Internet di Posko Bencana Gunung Semeru
Warga mengamati kondisi rumah yang tertimbun abu vulkanik guguran awan panas Gunung Semeru di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (5/12/2021). (ANTARA FOTO/Zabur Karuru/rwa)

Lumajang – Sebanyak 38 orang tercatat menjadi korban luka bakar dirawat akibat letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Minggu (05/12) dini hari.

Kepala Dinas Kesehatan Lumajang dr Bayu Wibowo mengatakan, sebagian besar korban terdampak letusan Gunung Semeru mengalami luka bakar dan langsung mendapat penanganan dari petugas medis.

“Data sementara yang tercatat ada 38 warga yang mengalami luka bakar, namun data itu masih sementara karena petugas masih mengevakuasi warga, sedangkan untuk korban luka bakar berat dirujuk ke rumah sakit” katanya.

Sementara Kementerian Kesehatan melaporkan jumlah korban luka bakar akibat terkena awan panas dan material abu vulkanik letusan Gunung Semeru di Kecamatan Candipuro sebanyak 45 orang hingga Sabtu malam.

Dampak letusan Gunung Semeru menyebabkan satu orang meninggal dunia dan puluhan warga mengalami luka bakar. Sebanyak 10 orang belum dievakuasi karena medannya cukup berat serta ratusan warga mengungsi ke lokasi yang aman.

Baca Juga: 2 Helikopter dan 3 Kompi TNI Bantu Evakuasi Korban Semeru

Pemkab Lumajang Butuh Relawan

Pemkab Lumajang, Jawa Timur, membutuhkan bantuan tenaga sukarelawan untuk mengevakuasi warga di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, yang terdampak letusan Gunung Semeru.

“Kami sangat membutuhkan tambahan relawan untuk membantu evakuasi warga pada besok Minggu (5/12) dan evakuasi pada malam ini sudah tidak bisa dilanjutkan karena hujan abu vulkanik yang turun cukup deras,” kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq dalam media sosial pribadi yang diunggahnya pada Sabtu malam.

Dia menjelaskan di beberapa lokasi di Lumajang masih turun hujan abu vulkanik cukup deras dan guguran awan panas yang turun juga menjadi kendala bagi relawan untuk mengevakuasi warga di Dusun Kamar Kajang, bahkan sembilan orang dikabarkan masih belum ditemukan keluarganya.

“Kepala BPBD Kota Probolinggo sudah datang dan saya ucapkan terima kasih. Saya juga berkoordinasi dengan bupati dan Wali Kota Malang untuk meminta bantuan untuk bergerak ke Pronojiwo,” tuturnya.

Bupati yang akrab dipanggil Cak Thoriq itu mengatakan medan untuk mengevakuasi cukup berat dan guguran awan panas juga belum dingin, sehingga dapat membahayakan keselamatan relawan kalau dipaksakan untuk mengevakuasi pada Sabtu malam.

“Saat ini Pemkab Lumajang bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Lumajang dan para relawan tengah melakukan pertolongan atau membantu evakuasi warga yang terdampak bencana alam tersebut,” katanya.

Baca Juga: Letusan Gunung Semeru Berdampak di Satu Kecamatan

Pemkab Lumajang, lanjut dia, ingin memaksimalkan evakuasi pada Sabtu malam dan warga yang bisa dievakuasi harus segera dievakuasi agar tidak menjadi korban dampak letusan Gunung Semeru.

“Keadaan masih darurat saat ini, tim yang masih mencari dan melakukan pertolongan korban bencana perlu memikirkan keselamatan diri sendiri karena kondisi di lokasi bencana terdapat lahar yang masih panas dan terjadi hujan abu lebat,” ujarnya.

Akses jalan menuju ke Kecamatan Pronojiwo tidak bisa dilalui disebabkan Jembatan Gladak Perak putus, maka Bupati Lumajang meminta bantuan bupati dan Wali Kota Malang untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak di Wilayah Kecamatan Pronojiwo.

“Saya melakukan komunikasi dengan bupati dan Walikota Malang dengan harapan bisa membantu kami agar ada droping tenaga dari Malang guna membantu warga di wilayah Kecamatan Pronojiwo,” katanya.

Cak Thoriq mengatakan pihaknya mengidentifikasi yang bisa dijangkau dulu karena keselamatan tim SAR juga menjadi pertimbangan, sehingga mereka menyelamatkan yang harus diselamatkan, tapi tim SAR/relawan juga harus selamat.

BNPB Kirim Tim Reaksi Cepat

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah mengirim tim reaksi cepat serta bantuan logistik berupa makanan, tenda, dan selimut untuk membantu penanganan dampak erupsi Gunung Semeru di wilayah Jawa Timur.

“BNPB terlebih dahulu sudah mengirimkan tim reaksi cepat untuk mendampingi BPBD Kab. Lumajang dan BPBD Provinsi Jawa Timur via darat dengan membawa logistik seperti selimut, makanan siap saji, terpal, tenda darurat, dan logistik dasar lainnya,” kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto sebagaimana dikutip dalam siaran pers BNPB yang diterima di Jakarta, Minggu.

Kepala BNPB pada Minggu pagi bertolak ke Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, untuk meninjau daerah yang terdampak letusan Gunung Semeru serta memastikan evakuasi dan penanganan korban bencana berjalan tepat dan cepat.

“Kami datang untuk memastikan tahap-tahap penanganan darurat, khususnya penanganan pengungsi ini bisa berjalan secara tepat dan cepat, dan tentunya kebutuhan dasar dari pengungsi ini akan kami yakinkan untuk dapat terfasilitiasi secara optimal,” katanya.

Menurut data sementara yang dihimpun oleh Pusat Pengendali dan Operasi BNPB pada Sabtu (4/11), guguran awan panas Gunung Semeru berdampak ke enam desa di dua kecamatan di Kabupaten Lumajang dan guguran abu vulkanik gunung api tersebut berdampak ke 11 desa/kelurahan di sembilan kecamatan.

Letusan Gunung Semeru telah menyebabkan satu warga meninggal dunia, dua orang hilang, delapan sampai sepuluh orang terjebak, 70 orang dibawa ke puskesmas, dan 300 keluarga mengungsi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *