Usul Bentuk Matra Baru Angkatan Siber TNI, Ini Penjelasan Lemhannas

Tentara unit khusus siber Rusia saat beroperasi di medan tempur. (Foto:Doc/taskonpurpose)

JAKARTA – Pemerintah saat ini dilaporkan sedang mengkaji untuk membangun pertahanan siber, dengan membentuk matra Angkatan Siber yang nantinya melengkapi tiga matra TNI darat, laut, dan udara.

Matra Angkatan Siber belakangan ini menjadi ramai perbincangkan, yang sebelumnya diusulkan oleh Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto.

Gubernur Lemhannas, Andi Widjajanto mengatakan, tingkat kerawanan dan serangan siber di Indonesia terus meningkat.

Peningkatan serangan siber itu, lanjut Andi Widjajanto, tercermin dari lonjakan anomali di ruang digital hingga 1,2 miliar tahun 2022.

Selain itu, ancaman perang siber yang yang sudah terjadi di Rusia-Ukraina yang juga harus diantisipasi oleh Indonesia.

Andi sebelumnya pernah menyampaikan hal itu, dalam paparan materinya di Seminar Nasional Ketahanan Nasional Transformasi Digital Indonesia 2045 di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (7/8) lalu.

“Saya harus menawarkan roadmap-nya, apakah Indonesia nanti seperti Singapura punya angkatan siber melengkapi Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara,” ucap Andi mengutip Antara, Selasa (8/8).

Andi mengakui, usulan pembentukan matra baru itu terinspirasi dari Singapura yang kini memiliki digital and intelligence service sebagai angkatan keempat kemiliteran.

Menurutnya, Singapura melakukan itu karena memang ada kebutuhan di sektor pertahanan seiring berkembangnya teknologi perang siber.

“Dari situ mungkin baru dipikirkan apakah seperti Singapura kita butuh melompat untuk membentuk angkatan keempat, Angkatan Digital Indonesia,” ucap Andi.

Baca juga: Kapal Pemburu Ranjau Baru KRI Pulau Fani–731 dan KRI Pulau Fanildo-732 Resmi Perkuat TNI AL
Tampilan layar Norse Attack Map yang menunjukkan serangan dunia maya secara real time. (Foto:Christiaan Cohen/Flickr)

Singapura, lanjut Andi, mempersiapkan pembentukan angkatan siber selama tujuh tahun. Lalu diresmikan pada Oktober 2022 lalu.

Saat ini, Singapura telah memiliki 3 ribu pasukan di tahun 2023. Angka itu akan terus bertambah menjadi 12 ribu pasukan, dalam kurun waktu 8 tahun mendatang.

Oleh karena Lemhannas memandang penting pembentukan Matra Angkatan Siber, untuk mengantisipasi ancaman siber di Indonesia lewat pembentukan pertahanan siber dengan kendali operasional dipegang perwira tinggi TNI Bintang Tiga.

Terkait anggaran pembentukan Matra Angkatan Siber TNI, dilansir dari CNBC, Andi Widjajanto menyampaikan, anggaran sektor siber yang tersebar di kementerian/lembaga hingga TNI-Polri dikisaran Rp7 triliun.

Sehingga diharapkan, dapat dimaksimalkan untuk memperkuat sistem keamanan siber nasional. Andi menyebutkan selain anggaran, penguatan keamanan siber juga menghadapi tantangan kualitas SDm dan adopsi teknologi yang rendah.

Sementara Anggota Komisi I & Banggar DPR RI, Rizki Natakusumah menilai, bahwa gagasan pembentukan Matra Angkatan Siber sangat penting untuk dipertimbangkan, sebagai langkah penguatan pertahanan ruang digital nasional.

Rizki juga menambahkan, Indonesia membutuhkan TNI yang adaktif terhadap perkembangan persoalan global termasuk sektor digital.

Sehingga, TNI bisa memberikan rasa aman bagi masyarakat termasuk kegiatan ekonomi dan investasi di Indonesia.