Valentino Rossi Prihatin Pabrikan Jepang Tertinggal Jauh dari Eropa

Duel klasik Valentino Rossi (46) di Tim Factory Yamaha dengan Casey Stoner dari Tim Marlboro Ducati di Sirkuit Laguna Seca, Amerika Serikat pada MotoGP musim 2013 silam. (Foto:Instagram)

JAKARTA – Mantan juara dunia 9 kali sekaligus legenda hidup MotoGP, Valention Rossi (VR) 46 prihatin terhadap pabrikan Jepang tak lagi mendominasi di grid depan balapan MotoGP.

Beberapa tahun belakangan ini, pabrikan motor Eropa seperti Ducati terus menunjukkan kemajuan pesat. Bahkan tahun ini Ducati keluar sebagai juara dunia, lewat pembalap Iltalia Francesco ‘Pecco’ Bagnaia.

Tak hanya Rossi, namun hal yang sama juga diutarakan mantan manajer Suzuki Devide Brivio dan Yamaha di era Rossi. Menurutnya, motor Jepang saat ini mengalami penurunan kemajuan.

Selama hampir lima dekade terakhir, merek dari Jepang telah mendominasi kelas 500cc dan MotoGP. Pada 1975, pembalap veteran Giacomo Agostini menjadi juara dunia bersama Yamaha. Era Italia, yang berkuasa tanpa henti sejak 1952, pun tamat.

Hingga akhir MotoGP musim 2021, semua penunggang motor Jepang duduk sebagai juara dunia dengan satu pengecualian. Anomali terjadi pada 2007, ketika Casey Stoner bersama Ducati. Musim 2022, skuad Borgo Panigale menang lagi bersama Francesco Bagnaia.

Merek-merek Eropa semakin memimpin. Hanya berkat Fabio Quartararo, Yamaha mengakhiri musim lalu di posisi kedua klasemen pabrikan. Sedangkan, Suzuki dan Honda berada di urutan kelima dan keenam.

Diprediski penyakit ini masih akan diderita musim depan. Yamaha kehilangan tim satelit dan hanya memiliki dua motor yang tersisa di grid. Pengembangan pastinya tak optimal dalam situasi tersebut.

Saat ini, pabrikan Eropa lainnya seperti Aprilia dan KTM terus menampakkan kemajuan yang signifikan setelah Ducati yang dikenal terdepan dalam pengembangan motor Desmosedici nya. Sementara, pabrikan Jepang seperti Suzuki resmi mundur dari MotoGP setelah menuntaskan musim 2022.

Baca juga: Adik VR46 Pede Kalahkan Rider Pabrikan Ducati di MotoGP 2023

Honda mengalami musim tanpa kemenangan lagi setelah 2020. Akibat krisis finansial, Suzuki menarik diri sepenuhnya dari MotoGP dan juga menghentikan proyek di Kejuaraan Dunia Ketahanan Motor.

“Sangat menyedihkan bahwa tim ini ditutup karena sangat disayangkan,” kata Davide Brivio kepada GPOne.com yang telah membangun tim Suzuki ketika kembali ke MotoGP pada 2015.

Pada putaran terakhir, Valentino Rossi berada di paddock dan terus menyilangkan jari-jarinya untuk Francesco Bagnaia. Tim Mooney VR46 Racing-nya membalap bersama Ducati.

Kendati demikian, ia masih masih memelihara hubungan dekat dengan Yamaha. Bagaimana The Doctor melihat situasinya?

“Yamaha selalu fokus pada keseimbangan, tapi sekarang perbedaan antara mesin mereka dan Ducati sangat besar dan jauh,” ujar Rossi kepada Sky Sport Italia.

“Tapi, saya harus katakan bahwa Ducati telah menyebabkan semua orang bermasalah dalam beberapa tahun terakhir.

“Bukan hanya Yamaha, tapi semua merek Jepang bermasalah karena Ducati sudah menaikkan giginya. Ini sudah terjadi sejak 2016, tapi dalam dua tahun terakhir mereka telah mengambil langkah lain.”

Rossi sependapat dengan mantan bosnya, Brivio. “Tim Jepang harus membuat pilihan karena permainan telah berubah. Mereka membutuhkan lebih banyak uang, lebih banyak sumber daya. Mereka harus memahami bahwa mereka harus berbuat lebih banyak jika ingin menang,” juara MotoGP tujuh kali menandaskan.

Baca juga: Juarai MotoGP 2022, Francesco Bagnaia Terima Bonus Miliaran