Viral Pendiri Pemuda Pancasila Wafat, Benarkah?

Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila, KPH Japto S. Soerjosoemarno. (Foto: net/istimewa)
Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila, KPH Japto S. Soerjosoemarno. (Foto: net/istimewa)

JAKARTA – Media sosial mendadak heboh setelah beredar sebuah flyer ucapan duka cita atas meninggalnya Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila, KPH Japto S. Soerjosoemarno.

Namun, kabar tersebut dipastikan hoaks, karena pria kelahiran 16 Desember 1946 itu dalam kondisi sehat.

Baca Juga: Kementerian BUMN Diganti Jadi BP BUMN, Berikut Perbedaannya?

Flyer palsu yang belum diketahui pembuatnya itu sempat menyebar luas di sejumlah grup WhatsApp pada Jumat (3/10/2025). Akibatnya, publik sempat dibuat bingung dengan informasi menyesatkan tersebut.

“Itu kabar hoaks. Mas Yapto alhamdulillah dalam keadaan sehat wal afiat. Siapa penyebar dan pembuat flyer berita itu kami belum tahu. Tapi biarin aja, justru insya Allah jadi doa panjang umur buat Mas Yapto,” tegas AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, anggota DPD RI sekaligus Ketua MPW Pemuda Pancasila Jawa Timur.

LaNyalla menambahkan, Japto tetap akan memimpin Musyawarah Besar (Mubes) XI Pemuda Pancasila yang dijadwalkan berlangsung pada 26–28 Oktober 2025 di Jakarta.

“Pemuda Pancasila di semua tingkatan juga akan merayakan HUT ke-66 PP yang bertepatan dengan peringatan ke-97 Sumpah Pemuda, pada 28 Oktober 2025. Rangkaian kegiatan akan diisi dengan bakti sosial, seni budaya, olahraga hingga donor darah,” jelas mantan Ketua DPD RI itu.

Baca Juga: Proyek Tol Perdana Era Prabowo Resmi Dimulai, Perjalanan BSD–Bogor Bakal Super Singkat

Menurut LaNyalla, Mubes XI Pemuda Pancasila akan menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen organisasi dalam mendukung program pemerintah. Hal ini dianggap krusial demi menciptakan keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan masyarakat.

Beredarnya kabar bohong soal wafatnya Japto juga menjadi pengingat serius bagi masyarakat. Agar lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi di dunia maya.

“Kabar tidak benar yang tersebar luas dapat merugikan banyak pihak dan mencederai etika bermedia,” pungkas LaNyalla.

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News