Wabub Flores Timur: Harap Warganya Tahan Diri

Pulau Adonara Sudah Kondusif, Ini Kata Wabup Flores Timur
Wakil Bupati Flores Timur Agustinus Payong Boli. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Kupang – Wakil Bupati (Wabup) Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) Agutinus Payong Boli harap warganya dan semua elemen untuk tahan diri.

Ia menyampaikan itu dalam menyikapi bentrok antarwarga yang kembali terjadi di Pulau Adonara.

“Semua pihak harus menahan diri dan tidak libatkan diri dalam masalah ini agar persoalan bisa dilokalisir,” katanya ketika dihubungi dari Kupang, Kamis (07/10).

Ia mengatakan, hal itu menanggapi bentrok antarwarga Desa Narasaosina dan Wotan di Kelurahan Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, pada Kamis (7/10) siang.

Agustinus mengatakan pemerintah bersama TNI dan Polri akan menyelesaikan masalah ini dengan pendekatan budaya adat Lamaholot.

Oleh sebab itu ia meminta semua pihak menahan diri dan tidak ikut terlibat agar masalah tersebut tidak melebar ke mana-mana.

BACA JUGA: Bentrok Antarwarga di Pulau Adonara Lukai Seorang Polisi

Ia mengatakan penyelesaian persoalan tersebut akan dilakukan melalui pendekatan budaya Lamaholot dengan filosofi “kakan keru arin baki” yang artinya semua warga suku Lamaholot saling bersaudara dan kampung-kampung adalah kampung kakak beradik.

“Kami yakni persoalan ini bisa terselesaikan karena hakikat Lamaholot adalah ‘kakan kerun arin baki’,” katanya.

Agustinus menambahkan saat ini tengah dilakukan pendekatan keamanan dan persuasif budaya yang melibatkan tokoh agama, adat, dan masyarakat.

Sementara itu Wakil Kepala Kepolisian Resor Flores Timur Komisaris Polisi Jance Seran mengatakan pihaknya telah mengerahkan puluhan personelnya untuk mengamankan konflik antarwarga tersebut.

“Kami telah menerjunkan 30 personel yang bergabung dengan personel Polsek Adonara Barat dan Adonara Timur untuk mengamankan situasi di lapangan,” katanya.

Jance Seran mengatakan selain puluhan personel yang diterjunkan, pihaknya juga terus memantau situasi di lapangan sehingga jika situasi tidak terkendali maka akan ditambah personel bantuan kendali operasi (BKO).

“Kita lihat dulu situasinya, jika memungkinkan akan BKO pasukan Brimob dari Maumere,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, bentrokan antarwarga di Pulau Adonara, Nusa Tenggara Timur melukai seorang anggota polisi akibat terkena panah.

Peristiwa bentrok antarwarga Desa Narasaosina dengan Wotan di Kelurahan Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur yang pecah pada Kamis (07/10) siang. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *