Waduh! Tumpukan Sampah Pesisir Tanjungpinang Capai Ketebalan 3,5 Meter

Tanjungpinang Maksimalkan Pendapatan Sektor Retribusi Sampah, Target Capai Rp5 M
Arsip - Petugas Dinas Kebersihan Kota Tanjungpinang mengangkut sampah yang menumpuk di kawasan Pelantar II Tanjungpinang. Foto: Albet

Tanjungpinang – Sampah plastik dan anorganik yang menumpuk di sejumlah pesisir Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) diperkirakan mencapai 3,5 meter. Salah satu tumpukan sampah ini berada di pantai Senggarang, Kecamatan Tanjungpinang Kota.

“Sudah pernah dites kedalaman sampah itu (3,5 meter). Banyak sampah plastik dan nonorganik lainnya bercampur lumpur. Ini tentu mengganggu ekosistem di laut,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tanjungpinang, Riono, Kamis (28/10).

Baca juga: Pedagang Pelantar KUD Dilarang Buang Sampah Sembarangan

Riono mengatakan, sampah itu bukan hanya berasal dari warga sekitar, melainkan juga dari kawasan lainnya, yang dibawa arus laut. Solusi yang dapat dilakukan yakni penggalian sampah tersebut, kemudian dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah di kawasan Ganet.

Namun, lanjut mantan Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang itu, warga harus mendisiplinkan diri agar tidak membuang sampah sembarangan. Warga harus membiasakan diri membuang sampah di tong sampah, agar tidak terjadi pencemaran laut.

“Fungsi laut bukan sebagai tong sampah. Sampai sekarang masih banyak warga yang tinggal di pelantar yang membuang di laut,” ucapnya.

Setiap subuh hingga pagi hari, kata dia petugas kebersihan menggunakan empat unit sampan menjaring sampah-sampah di pesisir Tanjungpinang. Namun pembersihan laut dari sampah tidak akan berhasil bila warga masih membuang sampah saat air laut pasang.

Baca juga: Indonesia Terapkan Strategi Pengelolaan Sampah Makanan

Petugas tidak dapat menjaring sampah yang terbawa gelombang dan arus yang cukup kuat saat air laut pasang.

“Pakai perasaan lah, jangan buang sampah sembarang. Cintai lingkungan kita. Jangan membuat laut kotor kalau tidak bisa membersihkan,” singgungnya.

Saat ini, kata dia tumpukan sampah pun terlihat jelas di sejumlah pelantar di kawasan kota lama di Tanjungpinang, yang mengakibatkan bau menyengat di sekitarnya.

“Sampah dari rumah tangga dan pasar harus dibuang di tong sampah yang tersedia,” katanya.

Riono mengungkapkan dalam sehari sampah-sampah yang berhasil diangkut oleh petugas kebersihan mencapai sekitar 90 ton. Sampah tersebut terdiri dari organik dan nonorganik yang kemudian dibuang di tempat pembuangan akhir di Ganet.

“Kami mengupayakan pengelolaan sampah di Ganet agar tidak terjadi penumpukan,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *