TANJUNGPINANG – Wali Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), H Lis Darmansyah menyebutkan bahwa insiden yang terjadi di Sekolah Rakyat bukan pengeroyokan, melainkan perkelahian.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, dua orang oknum guru berkelahi dengan satu orang anggota Satpol Pamong Praja yang ditugaskan sebagai sekuriti di Sekolah Rakyat.
Wali Kota Lis menyayangkan peristiwa perkelahian terjadi di Sekolah Rakyat Tanjungpinang, yang berada di Jalan Borobudur. Sekolah itu merupakan program Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, dan baru beberapa hari lalu diresmikan oleh Wakil Gubernur Nyanyang Haris Pratamura.
Baca Juga: Satpam Sekolah Rakyat Tanjungpinang Dirawat Setelah Dikeroyok Oknum Guru
Pemkot Tanjungpinang mendukung program itu, salah satunya menyiapkan tim pengamanan dengan menempatkan personil Satuan Polisi Palong Praja (Satpol PP) di sekolah itu.
Lis juga menyampaikan rasa prihatin terhadap peristiwa yang mencoreng nama baik sekolah. Seharusnya, perilaku guru yang berstatus sebagai pegawai itu lebih bijak, bukan tempramental.
“Bagaimana nanti perilaku itu dihadapi dengan persoalan dengan anak didik, sangat bahaya sekali,” kata Lis saat dijumpai di Lapangan Pamedan Ahmad Yani Tanjungpinang, Sabtu 04 Oktober 2025.
Berdasarkan informasi yang diterimanya dari pihak sekolah, perkelahian itu dipicu oleh anggota Satpol PP yang bawa rokok saat sedang jaga. Kemudian, sejumlah siswa meminta rokok, dan langsung diberikan oleh anggota Satpol PP.
Namun anggota Satpol PP itu mengingatkan kepada siswa tersebut bahwa dirinya tidak bertanggung jawab bila ketahuan gurunya.
Baca Juga: Satpam Sekolah Rakyat Diduga Dikeroyok Oknum Guru
Seharusnya, menurut Lis, anggota Satpol PP tidak patut memberikan rokok kepada peserta didik tersebut.
“Saya saja tidak berani merokok di situ. Karena lingkungan sekolah,” ucap dia.
Dengan adanya peristiwa tersebut, ia akan memanggil pihak yang bersangkutan. Baik dari guru, anggota Satpol PP dan peserta didik. Ia juga akan mengevaluasi perilaku 6 orang peserta didik yang diketahui memang perokok.
Jika dilakukan evaluasi tidak berubah, maka pihaknya akan mengambil tindakan tegas, seperti menggantikan peserta didik tersebut dengan yang lain.
“Kami tahu ada enam orang anak yang pemerokok. Mungkin sudah terbiasa merokok,” ujarnya.
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News


















