Warga Benan Keberatan Jika Kapal Oceana Hentikan Operasi di Lingga

Kapal Oceana
Warga Desa Benan, Kecamatan Katang Bidare, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau merasa keberatan terhadap wacana penghentian pelayaran Kapal Oceana 9. (Foto: Ifaturamadan Adi Saswandy)

LINGGA – Warga Desa Benan, Kecamatan Katang Bidare, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau merasa keberatan terhadap wacana penghentian pelayaran Kapal Oceana 9 di perairan daerah tersebut.

Kekhawatiran ini muncul seiring polemik trayek antara kapal Oceana 9 dengan Lintas Kepri di Pelabuhan Sei Tenam beberapa hari terakhir.

‎Tokoh masyarakat Desa Benan, Mar’at, menegaskan bahwa keberadaan kapal Oceana 9 sangat vital bagi mobilitas warga dan kemajuan pariwisata di desanya.

‎”Tentunya kami sangat keberatan. Mengurus kapal Oceana ini dulu penuh perjuangan, sejak zaman Gubernur Kepri Nurdin Basirun. Tak mudah mewujudkannya,” kata Mar’at di Desa Benan, Senin 28 April 2025.

‎Ia menjelaskan pula bahwa Desa Benan merupakan salah satu desa wisata unggulan di Kabupaten Lingga dan Kepulauan Riau.

Dengan adanya objek wisata baru seperti Benan Island Resort, yang kini banyak dikunjungi wisatawan mancanegara dari Thailand, Singapura, hingga Malaysia, akses transportasi laut menjadi sangat penting.

‎”Benan sangat membutuhkan akses transportasi yang memadai. Selama ini, banyak tamu yang datang dari Batam dan Tanjungpinang. Tanpa kapal yang singgah di sini, tentu akan menghambat perkembangan pariwisata kami,” ujar Mar’at menjelaskan.

‎Di sisi lain, ia mengapresiasi langkah Dinas Perhubungan Lingga yang telah membuka trayek baru ke Benan, yang dinilai sangat membantu pemulihan ekonomi desa setelah terpukul pasca pandemi COVID-19.

‎”Adanya kapal ini sangat membantu, apalagi ekonomi kami sempat ambruk karena pandemi. Sekarang, wisata mulai hidup kembali berkat adanya transportasi yang lancar,” ia menambahkan.

Baca juga: BUP Kepri Respons Persaingan Oceana 9 dan Lintas Kepri

Mar’at menegaskan, jika operator kapal menarik diri, maka warga Desa Benan potensial terkena dampak negatif. Pelaku usaha pariwisata dan warga Pulau Benan akan kesulitan mempromosikan wisata. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke pulau ini juga akan berkurang a kibat keterbatasan transportasi laut.

Selain itu, menurut dia, penghentian operasional kapal tersebut dapat menghambat distribusi barang kebutuhan masyarakat.

‎”Kalau Kapal Oceana 9 berhenti, kami benar-benar kewalahan. Perjuangan bertahun-tahun menghadirkan kapal ini akan sia-sia, dan dampaknya bukan hanya ke desa, tapi juga ke peningkatan PAD Kabupaten Lingga,” katanya, mengakhiri. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News