KARIMUN – Masyarakat Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), mengeluhkan tidak adanya bahan bakar di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Kekosongan tersebut terjadi di empat SPBU yang ada di Pulau Karimun, yaitu SPBU Poros, Sei Raya, Coastal Area dan Kuda Laut. Bukan hanya bahan bakar jenis pertalite, namun solar dan pertamax juga kosong.
“Sudah beberapa hari ini SPBU tutup. Mau isi bensin susah,” kata Kurnia, warga Meral Barat, Kamis 19 September 2024.
Sementara dari hasil penelusuran, kekosongan telah terjadi sejak tiga hingga satu pekan. Seluruh SPBU tidak beroperasi dan memasang pengumuman jika bahan bakar dalam pengiriman.
Kondisi ini juga menyebabkan banyak pedagang BBM ketengan yang tutup sementara.
Untuk di SPBU Sei Raya, Kecamatan Meral, pertalite dan solar telah kosong sejak satu pekan terakhir. “Kita sudah seminggu kosong. Pertalite sama solar,” kata seorang petugas di SPBU Sei Raya.
Sedangkan di SPBU Poros kekosongan terjadi sekitar tiga hari terakhir. Dimana tiga hari lalu, truk-truk masih mengisi solar di SPBU milik Perusda Karimun tersebut. Kondisi yang sama juga terjadi di SPBU Coastal Area ujung.
Dari informasi yang diperoleh, kekosongan disebabkan adanya antrean panjang di Pertamina Tanjung Uban, karena salah satu jeti mengalami kerusakan. Pengisian BBM di Pertamina Tanjung Uban juga bukan hanya untuk Kepulauan Riau, tapi juga hingga ke Sumatera Selatan.
Keterlambatan tersebut juga dibenarkan oleh Kabid ESDM Dinas Perdagangan, Koperasi, UMKM dan ESDM Kabupaten Karimun, Vandores Purba.
“Sekarang ini terjadi keterlambatan karena antre di Tanjung Uban,” kata Vandores.
Baca juga: Pertamina Sesuaikan Harga Terbaru BBM Non Subsidi Termasuk di Kepri
Vandores menyebutkan pihaknya juga telah menghubungi pihak Pertamina di Tanjung Uban agar pengiriman ke Karimun dapat dipercepat.
“Orang SPBU juga menelepon. Kita koordinasikan ke Uban supaya untuk Karimun bisa didahulukan,” ujarnya.
Ditegaskan Vandores, kekosongan bukanlah karena ada pembatasan BBM bersubsidi, namun murni keterlambatan pengiriman.
“Ini bukan karena pembatasan subsidi,” ucap dia. (*)
Ikuti Berita Ulasan.co di Google News