Warga Terdampak Banjir Pemotongan Lahan Minta Pusat KUD Riau Bertanggung Jawab

Warga Terdampak Banjir Pemotongan Lahan Minta Pusat KUD Riau Bertanggung Jawab
Warga Terdampak Banjir Pemotongan Lahan Minta Pusat KUD Riau Bertanggung Jawab

Tanjungpinang – Warga Jalan Transito, Kelurahan Batu IX, Kecamatan Tanjungpinang Timur, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) meminta Pusat KUD Riau bertanggungjawab lantaran pengelolaan lahan yang dilakukan merugikan masyarakat.

Salah seorang warga, Wendri mengatakan, daerah rumahnya itu teredam banjir sejak adanya pengelolaan lahan berupa cut and fill atau pemotongan lahan oleh Pusat KUD Riau di daerah setempat.

Pasalnya, saat hujan deras, debit air yang mengalir turun dari lahan tersebut cukup deras. Akan tetapi saluran air yang disediakan tidak memadai serta tidak memiliki muara yang jelas.

“Paritnya itu terlalu kecil. Tidak mampu menampung debit air sebanyak itu,” katanya pada Kamis (28/10).

Baca juga: Hujan Sebentar, Rumah Warga di Jalan Transito Tanjungpinang Kena Banjir Lumpur

Akibatnya, kata Wendri, air mengalir ke jalan dan bahkan hingga ke rumah warga. Tak hanya air, aliran itu juga turut membawa pasir atau tanah dari seberang jalan. Oleh sebab itu, rumah sejumlah warga di Jalan Transito Kota Tanjungpinang pun kerap kali rendam banjir beserta lumpur atau tanah saat hujan deras terjadi.

Lanjutnya, warga pun sudah beberapa kali melakukan diskusi dengan pengelola. Pihak pengelola pun berjanji akan segera membangun saluran air yang sesuai. Akan tetapi, hingga saat ini aliran air tersebut tak kunjung diperbaiki.

Baca juga: Banjir di Sekadau Tewaskan 1 Orang, 1.879 Lainnya Diungsikan

Sebelumnya, lahan tersebut adalah bukit yang banyak pepohonan dengan luas kurang lebih 1 hektar.

Sementara itu, ketua RT setempat, Asmiwati mengatakan, warganya meminta agar pengelola lahan itu dapat membangun saluran air yang lebih besar.

“Kami tidak menganggu aktivitas lainnya. Kami hanya mau dibangun parit yang memang sesuai,” ujarnya.

Hingga saat ini perwakilan warga Jalan Transito pun telah mengadu ke pihak kepolisian agar masalah tersebut dapat selesai.

Berdasarkan pantauan Ulasan, di jalan dan parit tersebut memang terlihat tumpukan tanah merah yang terbawa oleh aliran air. Bahkan, ketika hujan berhenti, aliran air dari atas bukit itu masih terlihat mengalir meski dengan debit yang kecil.

Selain itu, terlihat juga bagian pinggir bukit yang dekat dengan sisi jalan mulai tergerus. Padahal di tempat tersebut terdapat juga tiang listrik yang masih aktif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *