Warganet Indonesia Disebut Paling Tidak Sopan Se-Asia Tenggara

Topik soal ” Microsoft” menjadi trending di Twitter pada Jumat (26/2/2021) setelah perusahaan raksasa itu merilis laporan terbaru Digital Civility Index (DCI). Microsoft mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya. Dalam riset tersebut, warganet Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara atau bisa disebut paling tidak sopan di wilayah tersebut.

Hal itu pun memancing kemarahan warganet di media sosial, baik di Twitter maupun Instagram. Hingga Jumat (26/2/2021) pagi terdapat lebih dari 56.400 twit terkait “Microsoft”. Salah satu twit menyindir riset tersebut. Pemilik akun @miarimiari menyebutkan kesimpulan Microsoft langsung terbukti karena instagram Microsoft diserang warganet. Berikut ini narasinya: “Microsoft ngasih gelar netizen Indonesia paling ga sopan seasteng. IG microsoft diserang netizen Indonesia. Kesimpulannya microsoft langsung terbukti. Keren.”

Kini twit tersebut telah disukai lebih dari 22.700 kali dan dibagikan lebih dari 7.800 kali. Warganet mengomentari beragam. Banyak yang membenarkan, ada juga yang khawatir jika Microsoft akan menutup akses ke Indonesia karena komentar warganet di Instagram.

Menurut pantauan Ulasan.co, Jumat (26/2/2021) pagi, kolom komentar di instagram resmi Microsoft sudah dimatikan yang sebelumnya dibuka. Akan tetapi kolom komentar di IG TV masih dibuka sehingga masih ada warganet yang mengomentari di sana. Seperti IG TV terakhir berjudul “Reply All Records presents: Microsoft Holiday Hits” dikomentari warganet hingga 447 komentar.

Melansir Kompas.com, Kamis (25/2/2021), menurut riset Microsoft, tingkat kesopanan warganet Indonesia turun (dibanding tahun lalu) 8 poin ke angka 76. Makin tinggi angkanya makin buruk juga tingkat kesopanannya. Urutan pertama atau yang tingkat kesopanannya terbaik adalah Singapura. Negara ini mendapat peringkat keempat secara global dengan total 59 poin.

Kemunduran tingkat kesopanan paling banyak didorong pengguna usia dewasa dengan persentase 68 persen. Sementara usia remaja disebut tidak berkontrubusi dalam mundurnya tingkat kesopanan digital di Indonesia pada 2020. Untuk Indonesia, ada 3 faktor yang memengaruhi risiko kesopanan di Indonesia.