Website KPU RI Diretas, 204 Juta Data Pemilih Dijual Rp1,2 Miliar

Foto tangkapan layar Hacker klaim meretas sistem KPU. (Foto:Dok/BreachForums)

JAKARTA – Website Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi target serangan hacker. Pelaku dengan anonim ‘Jimbo’ mengklaim telah meretas website kpu.go.id dan mendapatkan data daftar pemilih tetap (DPT) dari situs tersebut.

Sebelumnya pada tahun 2022, peretas Bjorka juga mengklaim mendapatkan 105 juta data pemilih dari website KPU.

Kemudian ‘Jimbo’ membagikan 500 ribu data sampel yang berhasil didapatkan melalui posting-annya di situs BreachForums.

Website BreachForums biasanya dipergunakan untuk menjual hasil peretasan, serta beberapa tangkapan layar dari website https://cekdptonline.kpu.go.id/ untuk memverifikasi kebenaran data yang didapatkan tersebut.

Jimbo juga menyampaikan, dalam posting-an di forum tersebut bahwa data 252 juta yang berhasil dia dapatkan terdapat beberapa data yang terduplikasi.

Menurut Pakar Keamanan Siber, Pratama Persadha, setelah ‘Jimbo’ melakukan penyaringan, terdapat 204.807.203 data.

Jumlah tersebut hampir sama seperti jumlah pemilih dalam DPT Tetap KPU yang berjumlah 204.807.222 pemilih dari 514 kab/kota di Indonesia serta 128 negara perwakilan.

“Di dalam data yang didapatkan oleh Jimbo tersebut memiliki beberapa data pribadi yang cukup penting,” ujar Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC tersebut, dikutip Rabu (29/22/2023).

Data yang pribadi yang dimaksud, antara lain NIK, No. KK, nomor KTP (berisi nomor paspor untuk pemilih yang berada di luar negeri), nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir, tempat lahir, status pernikahan, alamat lengkap, RT, RW, kodefikasi kelurahan, kecamatan dan kabupaten serta kodefikasi TPS.

Tim CISSReC telah melakukan verifikasi data sample yang diberikan secara random melalui website cekdpt, dan data yang dikeluarkan oleh website cekdpt sama dengan data sample yang dibagikan oleh peretas Jimbo, termasuk nomor TPS di mana pemilih terdaftar.

Data Dijual Rp1,2 miliar

Melansir dari liputan6, Jimbo menawarkan data yang berhasil mereka dapatkan seharga US$74.000 atau setara Rp1,2 miliar.

Bahkan ada tangkapan layar lainnya yang dibagikan Jimbo, tampak sebuah halaman website KPU yang kemungkinan berasal dari halaman dashboard pengguna.

Di mana dengan adanya tangkapan layar tersebut, kemungkinan besar Jimbo berhasil mendapatkan akses login dengan role Admin KPU dari domain sidalih.kpu.go.id menggunakan metode phishing.

“Bisa juga melalui social engineering atau malware, di mana dengan memiliki akses dari salah satu pengguna tersebut, Jimbo mengunduh data pemilih serta beberapa data lainnya. CISSREC juga sebelumnya sudah memberikan alert kepada Ketua KPU tentang vulnerability di sistem KPU pada 7 Juni 2023,” kata Pratama Persadha.

Pratama menilai, jika peretas Jimbo benar-benar berhasil mendapatkan kredensial dengan role Admin, hal ini tentu saja bisa sangat berbahaya pada pesta demokrasi pemilu yang akan segera dilangsungkan.

Karena, lanjut dia, bisa saja akun dengan role admin tersebut dapat dipergunakan untuk mengubah hasil rekapitulasi penghitungan suara yang tentunya akan mencederai pesta demokrasi, bahkan bisa menimbulkan kericuhan pada skala nasional.

Guna memastikan titik serangan yang dimanfaatkan oleh peretas untuk mendapatkan data pemilih yang diklaim berasal dari website KPU tersebut, masih perlu dilakukan audit serta forensik dari sistem keamanan serta server KPU.

Hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari KPU, mengenai kabar bocornya data pemilih di forum breachforums tersebut.

“Sambil melakukan investigasi, ada baiknya tim IT KPU melakukan perubahan username dan password dari seluruh akun yang memiliki akses ke sistem KPU tersebut sehingga bisa mencegah user yang semula berhasil didapatkan oleh peretas supaya tidak dapat dipergunakan kembali,” ungkap Pratama.

Penulis: Adly HananiEditor: Rico Barino