Wilayah Transdniestria Pro-Rusia di Moldova Kembali Diserang Drone Bersenjata

Bendera Transdniestria yang memisahkan diri dari Moldova dan bendera Rusia berkibar di Tiraspol tengah, Transdniestria, 5 Mei 2022. (ANTARA/Reuters/Vladislav Bachev/as)

CHISINAU – Terjadi serangan drone di wilayah perbatasan dekat Transdniestria, Sabtu (07/05) yang merupakan wilayah pro-Rusia yang dekat dengan perbatasan Ukraina.

Namun, pihak yang berwenang menolah serangan drone bersenjata itu dicurigai dari Ukraina.

Kelompok separatis pro-Rusia di Moldova mengatakan, Sabtu (07/05) bahwa wilayah mereka telah dihantam empat kali oleh senjata yang diduga drone semalam di dekat perbatasan Ukraina.

Hampir dua minggu insiden serupa yang dilaporkan di wilayah Transdniestria, yang memisahkan diri itu telah menimbulkan kekhawatiran internasional, bahwa perang Rusia di Ukraina menyebar ke perbatasan.

Kementerian dalam negeri Transdniestria merilis foto-foto kawah, yang dikatakan disebabkan oleh serangan semalam.

Dalam aksi serangan itu, tidak ada yang terluka di distrik Rybnitsa di utara wilayah tersebut.

Pasukan Rusia menjaga pangkalan militer, dengan tempat pembuangan amunisi besar era Soviet di distrik itu di perbatasan Ukraina.

Vitaly Ignatiev, menteri luar negeri dalam pemerintahan separatis menolak mengatakan, apakah pihak-pihak berwenang mencurigai Ukraina, seperti yang telah mereka lakukan mengenai insiden serupa dalam beberapa hari terakhir.

Baca juga: Zelenskyy Sebut Rusia Hancurkan Ratusan Rumah Sakit di Ukraina

“Sekarang para ahli sedang menangani ini,” katanya kepada Reuters dalam pesan teks.

Ukraina telah berulang kali membantah tuduhan, atas insiden di Transdniestria, dengan mengatakan pihaknya yakin Rusia melakukan serangan yang bermaksud mengecoh itu untuk memprovokasi perang.

Moskow dengan tegas menolak dipersalahkan.

Rusia memiliki sejumlah kecil pasukan penjaga perdamaian di wilayah separatis itu selama 30 tahun, dan insiden yang dilaporkan itu telah menimbulkan kekhawatiran internasional, bahwa pasukan itu dapat terseret ke dalam konflik tersebut.

Pemerintah Moldova yang pro-Barat mengatakan, pihaknya mencurigai faksi-faksi “pro perang” diantara para separatis itu sendiri.

Seorang komandan senior Rusia mengatakan, bulan lalu bahwa Rusia berencana mengambil kendali penuh atas Ukraina selatan, dan bahwa kendali ini akan meningkatkan akses Rusia ke Transdniestria.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai “operasi khusus” untuk melucuti senjata negara itu dan melindunginya dari fasis.

Ukraina dan Barat mengatakan tuduhan fasis tidak berdasar dan bahwa perang itu adalah tindakan agresi yang tidak beralasan.

Baca juga: Disanksi Dunia, China dan Rusia Akan Bahas Penggunaan Sistem Pembayaran Nasional