Zelenskiy kepada Eropa, Jika Ukraina Kalah Perang Rusia akan Menyerang Anda

KYIV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy kembali sesumbar di hadapan komunitas politik Eropa di Granada, Spanyol dengan mengatakan, negara-negara Eropa harus bersiap jika diserang Rusia.

Menurut Zelenskiy, serangan Rusia ke negara Eropa lainnya bisa saja terjadi jika negaranya Ukraina kalah perang melawan militer Paman Putin.

Dilansir Reuters, Jumat (6/10/2023), Zelenskiy dalam pidatonya mengatakan Rusia dapat membangun kembali kemampuan militernya lalu menyerang negara-negara Eropa lainnya dalam waktu lima tahun.

Zelenskiy mengatakan potensi ancaman itu dapat terjadi, jika Eropa goyah dalam mendukung Kyiv berperang melawan Rusia.

Dia juga meyakini, bahwa bantuan keuangan Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk Ukraina tetap berlanjut meski ada ‘badai politik’ di Washington dan negara-negara lain.

Zelenskiy dengan pidatonya yang emosional itu juga menjelaskan, bagaimana anak-anak Ukraina di kota Kharkiv belajar dari jarak jauh atau menghadiri kelas di stasiun kereta bawah tanah karena khawatir serangan udara Rusia.

“Sampai ada sistem pertahanan udara yang efektif, anak-anak tidak bisa bersekolah,” katanya pada pertemuan itu.

Zelenskiy juga mengatakan pemberian bantuan peralatan militer tambahan ke Ukraina berarti telah membantu memastikan bahwa ‘drone, tank, atau senjata Rusia lainnya tidak akan menyerang siapa pun di Eropa’.

“Kita tidak boleh membiarkan Presiden Rusia, Vladimir Putin menggoyahkan belahan dunia lain dan mitra kita untuk menghancurkan kekuatan Eropa,” ujar Zelenskiy.

“Kehadiran Rusia, militer atau proksinya di wilayah negara lain merupakan ancaman bagi kita semua. Kita harus bekerja sama untuk mendorong Rusia keluar dari wilayah negara-negara lain,” sambungnya.

Pertemuan di Granada memberikan kesempatan kepada para pemimpin seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak untuk menyatakan kembali komitmen mereka terhadap Ukraina.

Hal itu dilakukan setelah gejolak politik di AS dan Eropa menimbulkan pertanyaan, tentang kelanjutan dukungan bantuan negara-negara barat terhadap Ukraina.

Perselisihan antara mayoritas Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat AS juga memperumit negosiasi anggaran, termasuk bantuan AS ke Ukraina.

Dengan demikian, perselisiham itu mendorong Presiden AS Joe Biden yang berasal dari Demokrat beralih dari keyakinan, bahwa kesepakatan akan dibuat mengenai bantuan Ukraina, menjadi menyatakan keprihatinan secara terbuka.

Dukungan di Eropa juga tampak kurang solid, setelah mantan Perdana Menteri pro-Rusia Robert Fico memenangkan pemilu di Slovakia akhir pekan lalu. Fico berjanji mengakhiri bantuan militer ke Ukraina.

Mengetahui hal itu, Zelenskiy pun mengaku prihatin. Namun, dia mengaku optimistis dengan dukungan yang terus berkelanjutan.

“Situasi dengan Amerika Serikat berbahaya, ini adalah masa yang sulit,” sebut Zelenskiy.

“Saya pikir Amerika Serikat dan Eropa akan bersama-sama dengan Ukraina dan kita akan bersama-sama keluar dari krisis ini,” sambungnya.

Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan, blok tersebut sedang mengerjakan paket bantuan Ukraina senilai 50 miliar euro untuk tahun 2024-2027.

Ursula mengaku ‘sangat yakin’ mengenai kelanjutan bantuan AS untuk Kyiv. Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengatakan, Ukraina dapat terus mengandalkan dukungan dari Eropa.

“Ada komitmen yang sangat dalam dan sangat kuat karena kita semua tahu bahwa kita sedang membicarakan Eropa dan kemungkinan besar perdamaian abadi di benua kita,” kata Ursula.