JAKARTA – Israel semakin agresif melancarkan serangan daratnya di Gaza, Palestina meski dunia serukan gencatan senjata.
Namun seruan itu tidak digubris sama sekali oleh Israel, dan tetap saja serangan artilerinya terus menghujam Gaza hingga saat ini.
Atas penolakan itu, Pemerintah Bolivia resmi mengumumkan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.
Bolivia juga ‘menuntut’ Israel agar serangan di Jalur Gaza, yang menyebabkan ribuan warga sipil tewas Palestina dihentikan.
“Sebagai negara majemuk Bolivia, kami mengumumkan bahwa kami memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel,” kata Menteri Kepresidenan, Maria Nela Prada saat konferensi pers resmi .
“Keputusan itu dilakukan sebagai bentuk penolakan, dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif dan tidak proporsional, serta ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Freddy Mamani.
Baca juga: Perusahaan Senjata AS Untung Puluhan Triliun dari Perang Ukraina-Rusia dan Israel-Hamas
Sebelumnya, Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai bentuk protes, atas serangan mereka di Jalur Gaza pada 2009.
Kemudian di masa pemerintahan Presiden Jeanine Anez pada 2020 hubungan tersebut kembali terjalin.
Tentara Israel memperluas serangan udara dan darat mereka di Jalur Gaza, yang terus dibombardir oleh Israel setelah kelompok perlawanan Palestina Hamas meluncurkan serangan mendadak pada 7 Oktober.
Hingga kini lebih dari 10.000 orang termasuk 8.525 warga Palestina dan 1.538 orang Israel, tewas dalam konflik Palestina-Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak banyaknya seruan gencatan senjata dalam konflik tersebut. Menurutnya, gencatan senjata sama dengan ‘menyerah’ kepada Hamas.
Negara di daratan Amerika Selatan itu juga menuding Israel, telah melakukan kejahatan terhadap umat manusia.