Heboh Mengandung Residu Pestisida, Bapanas RI Ungkap Hasil Uji Anggur Shine Muscat

Ilustrasi anggur shine muscat hijau. (Dok/Instagram)

JAKARTA – Indonesia dihebohkan dengan kabar temuan residu pestisida berbahaya pada buah anggur shine muscat impor asal China yang beredar di pasaran.

Awalnya, temuan itu heboh di publik Thailand. Pemerintah Indonesia melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) langsung bergerak cepat memastikan isu tersebut.

Bapanas pun langsung turun tangan, dan memeriksa langsung anggur tersebut. Menurut Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, pihaknya telah melakukan uji cepat (rapid test) residu pestisida pada anggur shine muscat.

Bahkan Bapanas menguji sebanyak 350 sampel anggur, guna memastikan apakah anggur tersebut benar-benar terkontaminasi residu pestisida.

Dari 350 sampel anggur yang dites, 90 persen menunjukkan hasil negatif residu pestisida dan 10 persen terdeteksi positif.

Meski ada yang positif dari hasil uji, Arief memastikan kadarnya rendah dan berada di bawah ambang batas maksimum residu (BMR).

Uji tersebut dilakukan bersama Dinas Urusan Pangan Provinsi selaku Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD).

“Berdasarkan hasil uji cepat residu pestisida terhadap 350 sampel anggur shine muscat yang dilakukan oleh Dinas Urusan Pangan Daerah diketahui bahwa 90 persen sampel negatif dan 10 persen sampel terdeteksi positif tapi dengan kadar yang rendah di bawah ambang batas maksimum residu,” kata Arief Prasetyo Adi, dalam konferensi pers di kantor Bapanas, Jakarta Selatan, Senin 04 November 2024.

Arief menyampaikan, pengujian juga dilakukan terhadap 240 senyawa residu pestisida pada anggur tersebut. Hasilnya, 219 senyawa negatif dan 21 senyawa mengandung residu pestisida, namun di bawah batas maksimum residu.

“Kami juga sudah melakukan uji laboratorium terhadap 240 senyawa residu pestisida pada anggur ini dan hasilnya terdeteksi 219 senyawa negatif dan 21 senyawa mengandung residu pestisida namun masih sangat jauh di bawah batas maksimum residu atau BMR,” sambung Arief.

Dia menyebutkan, dari hasil uji dinyatakan tidak ada senyawa berbahaya seperti dugaan dari pemberitaan di Thailand, salah satunya yaitu Klorpirifos.

Namun, kata dia, jika nantinya ditemukan produk tidak aman yang beredar maka Bapanas akan mengambil tindakan tegas sesuai prosedur yang berlaku.

“Dan peringatan kepada pelaku usaha dan penarikan produk tersebut dari pasaran untuk mencegah dampak yang lebih luas terhadap kesehatan masyarakat,” tegas Arief.

Pada kesempatan itu, Arief juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk mencuci anggur sebelum dikonsumsi. Tindakan ini penting untuk mengurangi risiko adanya residu lain yang masih tertinggal di permukaan buah.

“Pertama agar melakukan pencucian anggur sebelum dikonsumsi tindakan ini sangat penting untuk mengurangi resiko adanya residu atau cemaran lain yang masih tertinggal di permukaan buah mengingat anggur merupakan komoditas yang dapat langsung dikonsumsi tanpa pengupasan,” tutupnya.