Jakarta – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) telah resmi mengumumkan pembatalan pemberangkatan jemaah haji 1442 Hijriah atau tahun 2021 lantaran masih adanya pembatasan Covid-19, Kamis (2/6/2021).
Akibat kebijakan pembatalan ini, sejumlah warga merasa kecewa dan harus bersabar menanti ibadah rukun islam yang kelima ini. Tak terkecuali Fatimah (45), warga Desa Darek, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Fatimah adalah salah seorang calon jemaah haji yang direncanakan berangkat tahun ini. Namun, ia terpaksa harus menghela napas panjang akibat pembatalan jemaah haji yang kedua kalinya sejak 2020.
Ibu empat anak ini menuturkan, minggu-minggu ini dirinya menghabiskan waktu untuk menonton berita di televisi, mendengar kabar, apakah akan ada kepastian keberangkatan kuota haji untuk tahun ini. “Seharian saya nonton berita di TV terus, tapi tadi sudah diumumkan oleh pemerintah sudah resmi dibatalkan,” kata Fatimah sambil menghela napas panjang.
Menurut Fatimah, besarnya keinginan tersebut membuatnya sampai bermimpi. “Padahal, kita sudah berharap bisa menunaikan haji tahun ini, bahkan sampai kebawa mimpi,” ujar Fatimah.
Guru honorer di sebuah Madrasah itu menyebutkan, dirinya sudah melakukan persiapan matang untuk keberangkatannya tahun ini. Mulai dari persiapan kesehatan jasmani, rohani, hingga mental untuk melakukan ibadah di Mekkah.
“Kemarin juga sudah tes kesehatan istithaah, tes Covid-19, dan udah beberapa kali manasik haji,” kata Fatimah.
Disampaikannya, bahwa pada bulan Ramadhan lalu, ia sudah percaya diri bisa berangkat naik haji tahun ini, bahkan sampai pulang ke kampung halamannya yang berada di Magelang, Jawa Tengah, untuk minta doa restu dari orangtuanya.
“Padahal, kami kemarin bulan puasa itu sudah pulang ziarah ke rumah orangtua di Magelang untuk pamit berangkat haji, minta doa restu,” kata Fatimah.
Senada dengan Fatimah, Anjar salah seorang calon jemaah haji dari desa yang sama menyampaikan bahwa dengan kondisi pembatalan pemberangkatan haji tahun ini, ia hanya bisa pasrah dan mengikuti keputusan pemerintah. “Rasa kecewa tetap ada, tapi ya mau bilang apa, kan ini sudah keputusan pemerintah kita harus terima pasrah saja, serahkan semua ini kepada Allah,” kata Anjar dikonfirmasi melalui sambungan telepon.
“Persiapan yang saya lakukan sudah cukup, saya selalu ikut pengajian tentang haji, saya latihan tawaf juga di rumah keliling-keliling rumah, sambil nyapu,” kata Anjar sambil tertawa. Anjar yang mendaftar melalui haji plus ini, berharap tahun depan ia dapat berangkat haji tanpa penundaan.
Sementara itu, Marjun dari Desa Ungga, Lombok Tengah, menyampaikan bahwa dia sudah mempersiapkan tenda untuk acara syukuran keberangkatan hajinya. “Padahal, kita sudah pasang taring (tenda) untuk lokasi kita syukuran, tapi ya kita dengar di berita sudah positif dibatalkan tahun ini,” kata Marjun.
Pewarta : kompas
Editor : MD Yasir