IndexU-TV

AS dan Barat Sudah Tak Percaya Zelenskiy, Analis: Kudeta akan Terjadi

Presiden Ukraina, Ukraina, Volodymyr Zelensky saat duduk di cockpit jet tempur F-16 milik Denmark yang rencananya akan disumbangkan negara itu untuk melawan Rusia. (Foto:Doc/President.gov.ua)

KYIV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy disebut-sebut bakal digulingkan, menyusul adanya pertikaian politik dan buruknya kinerja militer negara itu di medan perang melawan Rusia.

Alhasil negara-negara Barat pendukung Ukraina, saat ini dikabarkan sudah kehilangan kepercayaan. Kini Volodymyr Zelenskiy sedang menghadapi situasi yang benar-benar sulit.

Analis Kemanan dan Hubungan Internasional, Mark Sleboda menyampaikan kesimpulannya, bahwa dirinya meyakini pendukung asing Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mungkin mencari cara untuk menggulingkannya dari kekuasaan tanpa adanya kudeta yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) seperti yang dilaporkan Sputnik.

Itulah kesimpulan Mark Sleboda, yang disampaikannya melalui Political Misfits Sputnik, Senin 27 November 2023 untuk membahas drama politik yang terjadi di Ukraina setelah mengalami kegagalan dalam serangan balasan kepada Rusia.

“Dia takut Insiden Maidan terjadi dan dia takut akan kudeta,” kata Sleboda, mengacu pada protes tahun 2014 yang melibatkan massa sayap kanan yang mengusir presiden terpilih Viktor Yanukovych dari Ukraina.

Kerusuhan tersebut, yang terang-terangan didukung negara-negara Barat, serta sebagian kecil penduduk Ukraina tetapi berhasil mengubah haluan politik negara tersebut ke arah sikap Russofobia.

Sleboda yakin penantang utama kekuasaan Zelenskiy adalah Valerii Zaluzhny, panglima tertinggi militer Ukraina saat ini. Kekuatan politik di dalam, dan luar negeri mungkin bersatu di sekitar Zaluzhny sebagai alternatif kepemimpinan Zelenskiy.

“Sebagian besar saluran media sosial Ukraina percaya bahwa ini adalah serangan politik, sebuah peringatan bagi Zaluzhny ,” kata Sleboda.

Sleboda mengabaikan cerita yang baru-baru ini muncul kembali dan menyalahkan mantan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson atas keengganan Ukraina untuk berdamai dengan Rusia pada awal tahun 2022, dan menyebutnya sebagai “salvo dalam pertikaian politik yang tidak jelas yang kini terjadi di Kiev”.

“Saya rasa mereka (pemerintah Ukraina) tidak pernah menganggap lebih serius mengenai hal ini dibandingkan dengan perjanjian Minsk,” kata Sleboda, sambil mencatat ‘sifat ideologis’ dari kepemimpinan negara yang sangat anti-Rusia sejak tahun 2014.

Belakangan ini Zelenskiy mendapat kritik atas serangan balasan Ukraina, pada awal tahun ini yang gagal menantang pasukan Rusia secara signifikan, ketika operasi militer khusus negara itu di Ukraina terus berlanjut hingga detik ini.

Sleboda pun mencatat, beberapa komentar baru-baru ini dari pejabatnya Zelenskiy di media AS yang menyebutkan bahwa presiden Ukraina ‘berdelusi’.

Kemudian pembawa acara Michelle Witte mencatat, rusaknya moral angkatan bersenjata Ukraina yang disebabkan oleh disfungsi politik yang kronis.

Michelle Witte mengatakan, “pembersihan terus-menerus terhadap perwira militer berpangkat tinggi selama perang tampaknya mungkin berdampak negatif pada upaya perang Anda.”

“Tampak cukup jelas bagi saya bahwa AS dan sekutu Barat umumnya telah kehilangan kepercayaan pada Volodymyr Zelenskiy, dan mereka berusaha mencari cara untuk menggantikannya dengan Zaluzhny tanpa adanya kudeta lain yang jelas-jelas didukung oleh AS di negara tersebut segera setelah kudeta terakhir. satu,” kata Sleboda, mengacu pada bukti keterlibatan AS yang dilaporkan terlibat menggulingkan Yanukovych tahun 2014.

Sleboda juga mencatat, untuk pertama kalinya pada pekan lalu, Valerii Zaluzhny diundang ke pertemuan negara anggota NATO yang membahas kebijakan militer Ukraina di Ramstein, bukannya di Zelenskiy.

Exit mobile version