Bandara RHF Tanjungpinang Kurang Diminati karena Minim Transportasi Umum dan Biaya Taksi Mahal

Bandara RHF Tanjungpinang
Bandara RHF Tanjungpinang. (Foto: Meli Santia)

TANJUNGPINANG – Minimnya fasilitas transportasi umum dan kurangnya daya tarik wisata di Tanjungpinang menjadi penyebab utama Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) kurang diminati penumpang. Hal ini disampaikan oleh Rahmad Sukran, Airport Komersial Departemen Health Angkasa Pura Bandara RHF.

“Sebenarnya kita memiliki potensi, tetapi harus dibarengi dengan hal-hal lainnya, terutama fasilitas umum yang memadai,” ujar Rahmad, Jumat  31 Januari 2025.

Menurutnya, mahalnya biaya transportasi dari bandara membuat wisatawan berpikir dua kali untuk berkunjung ke Tanjungpinang. Banyak penumpang ekonomi menengah terpaksa menggunakan taksi atau rental mobil dengan tarif yang cukup tinggi.

“Begitu mereka turun, pastinya mencari transportasi yang sesuai budget, tapi yang dijumpai justru harga yang tidak ramah di kantong,” jelasnya.

Rahmad berharap ada kerja sama dengan pemerintah untuk menyediakan transportasi umum yang lebih terjangkau bagi wisatawan sejak tiba di bandara.

“Sangat bagus jika saat landing, sudah tersedia bus atau bemo dengan tarif murah. Semoga ada solusi untuk merealisasikan ini,” katanya.

Tak hanya transportasi, sektor pariwisata di Tanjungpinang juga dinilai kurang menarik bagi wisatawan. Banyak wisatawan yang datang melalui Bandara RHF lebih memilih langsung menuju Kabupaten Bintan, khususnya kawasan wisata Lagoi.

“Perputaran uang di Tanjungpinang tidak besar karena kebanyakan hanya transit. Mereka tidak banyak membelanjakan uangnya di sini,” ungkap Rahmad.

Baca juga: Penumpang Bandara RHF Tanjungpinang Dipengaruhi Libur Nasional dan Event Daerah

Kurangnya jumlah penumpang di Bandara RHF bahkan berdampak pada pencabutan statusnya sebagai bandara internasional tahun lalu.

“Penumpang sedikit, akhirnya status internasional dicabut,” tambahnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti fakta bahwa wisatawan lebih memilih transit di Batam dibanding Tanjungpinang karena lebih banyak pilihan wisata, kuliner, dan aktivitas selama 24 jam.

“Sementara di Tanjungpinang, mereka justru menghabiskan waktu mencari transportasi. Ini membuat perjalanan kurang efisien,” katanya.

Rahmad pun mengaku terkejut dengan tarif taksi dari Bandara RHF ke Tanjung Uban dan Lagoi yang mencapai Rp350.000 hingga Rp400.000.

Dengan kondisi ini ia berharap ada langkah nyata untuk meningkatkan akses transportasi dan daya tarik wisata agar Bandara RHF bisa kembali diminati. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News

 

Close