BMKG: Waspada Gelombang Laut 2,5 Meter di Perairan Bintan

Kondisi cuaca ekstrem gelombang tinggi dan angin kencang di laut Bintan. (Foto: Muhammad Chairuddin).

TANJUNGPINANG – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang mengingatkan masyarakat pesisir untuk mewaspadai ketinggian gelombang laut di Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

BMKG mengeluarkan peringatan dini untuk tiga hari ke depan adanya gelombang tinggi di wilayah pesisir timur dan utara Kabupaten Bintan yang dapat mencapai ketinggian maksimum 2,5 meter.

“Peringatan dini lainnya waspada potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus penghasil hujan dengan intensitas ringan –sedang yang dapat disertai petir/angin kencang secara tiba-tiba,” kata Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang, Khalid Fikri Nugraha Isnoor dalam keterangan tertulisnya, Jumat (28/07).

Secara keseluruhan kondisi cuaca di Pulau Bintan tiga hari ke depan cerah berawan, berawan sepanjang hari, serta berawan dan berpotensi terjadi hujan ringan sedang pada siang hari.

Hal itu diketahui berdasarkan analisis cuaca skala global dan regional tidak memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan awan-awan konvektif di wilayah Pulau Bintan.

Kondisi Sea Surface Temperature (SST) yang bernilai positif masih memberikan pengaruh terhadap pembentukan awan-awan konvektifdi wilayah Pulau Bintan. Aliran udara di sekitar wilayah Pulau Bintan masih didominasi oleh daerah pertemuan angin (konvergensi) dan belokan angin (shearline), namun kuatnya tiupan angin pada lapisan atas dapat mempengaruhi terhambatnya pembentukan awan konvektif penghasil hujan.

Baca juga: Waspadai Gelombang Laut Tinggi Akibat Siklon Tropis Talim di Kepri

Analisis cuaca skala lokal dimana relative humidity relatif kering dilapisan atas menandakan kurangnya pasokan uap air di udara sebagai sumber pembentukan awan konvektif, namun labilitas atmosfer (SI, LI, dan KI) dalam kondisi labil yang artinya masih ada potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus. (*)

Ikuti Berita Lainnya di Google News