TANJUNGPINANG – Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Kepri menyebutkan bahwa Agung, pemuda asal Kota Tanjungpinang yang disekap di Kamboja dikabarkan berhasil melarikan diri dari mesnya.
Sebelumnya, Agung meminta tolong lewat video singkat hingga viral di media sosial meminta untuk dipulangkan ke Indonesia, lantaran dirinya disekap dan tak diberi makan hingga dikurung dalam kamar.
Kabar tersebut disampaikan Ketua Tim Perlindungan Kasi BP3MI Kepri, Darman Sagala, Jumat 27 Desember 2024.
Darman mengatakan, untuk kondisi Agung yang sempat meminta pertolongan agar dipulangkan dari Kamboja, dari informasi yang diterima pihaknya, jika Agung sudah berhasil melarikan diri dari mesnya.
Selain itu, Darman menambahkan, BP3MI Kepri sepanjang tahun 2024 menerima 8 laporan dari warga untuk meminta bantuan pemulangan anggota keluaganya dipulangkan dari Kamboja.
“Sebelumnya kami sudah menerima 7 laporan, dan beberapa waktu lalu ada 1 laporan baru. Seorang ibu minta anaknya yang bekerja di kamboja minta dipulangkan,” kata Darman Sagala, Jumat 27 Desember 2024.
Darman merincikan, dari 8 kasus tersebut satu di antaranya sudah pulang ke Kepri. Rata-rata sudah diproses oleh BP3MI Pusat.
Baca juga: Disekap di Kamboja dan Tak Diberi Makan, Agung Pemuda Tanjungpinang Minta Tolong Ingin Pulang
“Dari 8 itu kurang lebih ada 4 orang yang merupakan warga Tanjungpinang. Sisanya ada dari Karimun, dan Batam,” ujar Darman menambahkan.
Darman juga menambahkan, pihak BP3MI Kepri terus berupaya untuk menyosialisasikan kepada anak-anak muda agar tidak tergiur, untuk pergi bekerja ke luar negeri dengan gaji besar.
“Kalau untuk gajinya itu mulai dari 700 dolar hingga 1.000 dolar Amerika Serikat untuk gaji pokoknya. Makanya kami terus sosialisasikan agar tidak tergiur dengan gaji,” pesan dia.
“Negara Kamboja bukan negara penempatan yang bisa dijadikan tempat bekerja. Makanya kami imbau, agar warga Kepri untuk tidak tergiur untuk bekerja di Kamboja,” tutup Darman.
Sebelumnya, ibunda dari Agung (25) yang bernama Desi menceritakan, putranya dijanjikan oleh seseorang yang berada di Tanjungpinang untuk bekerja di Malaysia sebagai pekerja di kebun sawit.
Namun, setelah dibawa ke Batam anaknya langsung di bawa ke Malaysia. Tidak sampai disitu, lanjut Desi, anaknya juga sempat di bawa ke Serpong dan diberangkatkan lagi ke Kamboja.
“Sampai di Kamboja, anakku tidak diberi makan, minum dan handphone untuk berkomunikasi serta keluar dari tempat dia tinggal,” kata Desi ditemui di rumahnya.