BUP BP Batam Investasi Rp3.8 Triliun Kembangkan Pelabuhan Peti Kemas Batu Ampar

Pelabuhan Batu Ampar
STS craine Batu Ampar. (Foto: Muhamad Ishlahuddin)

BATAM – Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Badan Pengusahaan (BP) Batam akan mengembangkan pelabuhan peti kemas Batu Ampar sebagai internasional transhipment port dengan investasi besar mencapai Rp3,8 triliun hingga tahun 2025.

Direktur BUP BP Batam, Dendi Gustinandar mengatakan, pada 2023, Pelabuhan Batu Ampar menyumbang 76 persen total ekspor Kepri, mencapai USD 8,7 miliar. Pihaknya mencatat kenaikan volume bongkar muat hingga delapan persen, mencapai 624.061 TEUs.

Dendi menilai, pelauhan Batu Ampar memiliki letak yang strategis, karena berada di Selat Malaka. Pelabuhan ini dinilai berpotensi menjadi pelabuhan internasional transhipment yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Posisinya yang berdekatan dengan Singapura membuatnya menjadi pusat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,84 persen pada 2022 melampaui rata-rata nasional.

Ia mengatakan, pengembangan kawasan pelabuhan peti kemas Batu Ampar ini adalah bentuk kolaborasi BP Batam dengan PT Pengusahaan Daerah Industri (persero) Batam.

“Pengembangan kawasan pelabuhan peti kemas Batu Ampar bagian utara ini bertujuan untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai international transhipment port atau hub logistic, memanfaatkan jalur perdagangan global di Selat Malaka,” kata Dendi, Senin 29 Januari 2024.

Pembangunan international transhipment port akan dilakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama sudah dimulai, 1 November 2023 lalu hingga Juli 2025, akan mewujudkan TPK (Terminal Peti Kemas) Batu Ampar sebagai pelabuhan bongkar muat skala domestik.

Tahap kedua direncanakan akan dimulai pada Agustus 2025, akan melibatkan TPK Batu Ampar sebagai direct call terminal.

“Pada tahap kedua ini, akan dilakukan pengembangan infrastruktur dengan perluasan lapangan penumpukan, pengerukan kolam dermaga utara, serta penambahan Quay Crane, HMC, RTG, dan Terminal Truck,” ungkapnya.

Sementara untuk tahap ketiga, BUP akan melibatkan pengembangan TPK Batu Ampar sebagai international transhipment port atau hub logistik internasional.

Ini melibatkan perluasan lapangan penumpukan, perpanjangan dermaga, dan peningkatan peralatan bongkar muat untuk meningkatkan efisiensi pelayanan.

“Dengan total investasi Rp3,8 triliun, TPK Batu Ampar akan dilengkapi dengan 11 Quay Crane, 2 HMC, 27 RTG, dan 56 terminal truck, mampu mengakomodir 1.6 Juta TEUs kontainer,” katanya.

Baca juga: Kepala BP Batam Tinjau Langsung Kesiapan Pelabuhan Batu Ampar 

Dendi menambahkan, potensi bisnis pelabuhan peti kemas Batu Ampar terlihat dari nilai ekspor kawasan Batam yang menyumbang 79,3 persen dari total ekspor Kepulauan Riau.

“Batam memiliki posisi strategis di jalur tersibuk dunia, Selat Malaka, yang memungkinkannya menjadi hub logistik internasional,” kata dia.

Evaluasi rutin juga dilakukan BP Batam menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengelolaan TPK Batu Ampar, dengan waktu sandar kapal meningkat 44 persen berkat penggunaan STS Crane dan HMC.

Dendi menegaskan bahwa pembangunan ini merupakan langkah penting untuk mendukung perekonomian Batam dan Indonesia secara umum, serta membutuhkan dukungan dari semua pihak.

“Dengan perbaikan Pelabuhan Batu Ampar, diharapkan ekonomi Batam dan Indonesia dapat tumbuh lebih pesat,” kata dia. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News