Daerah Harus Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi La Nina

Daerah Harus Tingkatkan Kewaspadaan Hadapi La Nina
Tangkapan layar Kepala BNPB Ganip Warsito dalam Rapat Koordinasi Antisipasi La Nina oleh BMKG, dipantau online dari Jakarta, Jumat (29/10/2021). (Foto: Antara)

Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta setiap daerah rawan bencana hidrometeorologi harus tingkatkan kewaspadaan dan langkah mitigasi hadapi fenomena La Nina.

“Pada level yang lebih kecil, yaitu kabupaten/kota, kewaspadaan serta mitigasi dampak La Nina mutlak dilakukan,” kata Kepala BNPB Ganip Warsito dalam Rapat Koordinasi Antisipasi La Nina yang diadakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), di Jakarta, Jumat (29/10).

Secara khusus Ganip menyoroti beberapa provinsi yang mencatatkan bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor terbanyak pada 2016-2020, yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, menurut data yang dihimpun BNPB.

Dia memberi contoh bagaimana di Jawa Barat, kabupaten/kota yang memerlukan atensi karena kejadian bencana yang tinggi, seperti Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bandung. Sedangkan di Jawa Tengah adalah Kabupaten Cilacap, Kota Semarang dan Kabupaten Banyumas.

Baca Juga : Kepala BNPB Tinjau Wilayah Terdampak Gempa Bali

“Upaya mitigasi dan kesiapsiagaan jangka pendek dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi basah dapat dilakukan, di antaranya dengan lima langkah, yakni kita perlu melakukan apel kesiapsiagaan,” terang Ganip.

Apel itu dilakukan untuk memeriksa kesiapan personel, alat dan saran pendukung lainnya. Upaya lain adalah segera menyusun rencana kontinjensi dari dampak bencana hidrometeorologi yang disebabkan La Nina.

Baca Juga : Sulteng Waspada Bencana Longsor Dijalur Pegunungan

Langkah lain adalah penyiapan status siaga darurat di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Upaya mitigasi yang perlu dilakukan adalah penanaman vegetasi, pembersihan saluran air, pembenahan tanggul sungai, penguatan lereng menggunakan beton maupun vegetasi, serta optimalisasi drainase permukaan.

Selain itu, melakukan upaya kesiapsiagaan yang berbasis masyarakat dengan memonitor peringatan dini dari BMKG.
BMKG melakukan monitor adanya fenomena La Nina lemah sampai akhir tahun dan kondisi itu akan terus bertahan sampai Februari 2022 dengan level menengah.

Fenomena La Nina berpotensi meningkatkan curah hujan yang juga mendorong peningkatan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *