Duh, Limbah Medis RSUD Natuna Menumpuk Sampai 26 Ton

Salah seorang petugas menjaga tempat penyimpanan sementara limbah medis RSUD Natuna, Kepri (Foto: Muhamad Nurman)

NATUNALimbah medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Natuna, Kepulauan Riau menumpuk sampai 26 ton.

Limbah bahan berbahaya beracun (B3) itu menumpuk di Gudang Tempat Penyimpanan Sementara (TPS LB3) RSUD Natuna.

Limbah itu menumpuk diduga dibiarkan saja. Limbah ini jika tidak ditangani dengan baik akan membahyakan lingkungan dan makhluk hidup.

Kasubag Umum, Humas dan Perlengakapan RSUD Natuna Harpen Suryadi mengatakan, sebanyak 26 ton abu limbah B3 masih tersimpan di TPS mereka.Abu limbah itu tidak pernah didistribusikan ke Cileungsi, Jawa Barat yang merupakan tempat pengolahan limbah B3 sejak 2007 lalu. “Sudah lama,” ucapnya di Kantor Bupati Natuna, Jalan Batu Sisir, Kecamatan Bunguran Timur. Senin (17/10).

Ia menerangkan penyebab limbah itu tidak didistribusikan dikarenakan Natuna tidak memiliki transportasi pengangkut limbah. Selain itu pihaknya juga tidak memiliki cukup anggaran, karena biaya dibutuhkan cukup besar.

Ia menyebut belum tahu pasti kapan limbah itu akan dieksekusi, namun, pihaknya sudah meminta bantuan kepada pemerintah daerah dan sudah dianggarkan di APBDP.

Meski demikian, ia mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir terkait limbah itu sebab tidak berbahaya karena sudah dikemas dengan baik. “Telah dikemas di TPS berizin dan kita kelola dengan benar,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidu Natuna (DLH) Ferizaldi menyebut, jika dikelola dengan baik limbah B3 tidak akan membahayakan. Hanya saja lanjut Rizaldi, pihak RSUD harus terus memantau dan mencari solusi agar hal itu cepat selesai.

“Ia karena limbahnya sudah dibakar kemudian dimasukkan dalam wadah yang ditutup rapat. Kedap udara,” ujarnya.

Baca juga: Duh! Limbah Medis RSUD Natuna Menumpuk Sebanyak Lima Ton

Sementara Kasat Reskrim Polres Natuna AKP Ikhtiar Nazara mengingatkan RSUD agar segera melakukan pembenahan agar tidak terjerat hukum.

Ia mengatakan pihaknya masih memaklumi kejadian tersebut, namun bukan berarti mereka akan terus diam.”Saat ini, kami memaklumi, tapi jangan tidak ada progres,” ucapnya. (*)