Empat Kelompok Milisi Bersenjata Ini Paling Ditakuti Israel

Warga Palestina berdiri di atas tank Merkava milik pasukan pertahanan Israel yang dilumpuhkan pasukan Brigade Al Qassam sayap bersenjata Hamas, Ahad (08/10/2023). (Foto:Doc/Twitter)

JAKARTA – Keberadaan Israel di tanah Palestina hingga saat ini banyak pertentangan, terlebih dari beberapa negawasan di kawasan tersebut.

Meski Israel adalah negara dengan angkatan bersenjata yang kuat di Timur Tengah, dengan seabrek alutsista perang yang canggih, namun tetap saja Israel merasa ‘Ngeri’ dengan beberapa kelompok misili bersenjata.

Terlebih lagi, Israel saat ini sedang menghadapi kelompok pejuang bersenjata Hamas. Hingga detik ini, kata menang dan berhasil melenyapkan pasukan Hamas adalah mimpi bagi Israel.

Tercatat, Israel kerap mendapatkan serangan beberapa kali dari tetangganya. Setelah berhasil memenangkan beberapa pertarungan dengan negara-negara sekitarnya, namun Israel kali ini mendapatkan perlawanan dari kelompok-kelompok milisi bersenjata yang tersebar di sekelilingnya dengan kemampuan yang mengerikan.

Secara perbandingan persenjataan, mungkin bisa dibilang kelompok milisi tidak sebanding dengan pasukan Israel. Namun, hal yang mengerikan mereka terlatih seperti pasukan khusus dan menguasai medan pertempuran Timur Tengah dan siap mati.

Baca juga: 16 Negara Ini Tutup Pintu untuk Warga Israel

Mereka menyerang dari beberapa terowongan bawah tanah, muncul dan hilang secara tiba-tiba seperti hantu. Belum lagi taktik ambush atau penyergapan secara tiba-tiba, yang sudah menewaskan puluhan tentara Israel.

Taktik peperangan mereka kerap membuat pasukan Israel kelabakan. Pola serangan kelompok milisi selalu berubah, hingga sulit ditebak yang menjadi keunggulannya.

Namun siring waktu, pasukan milisi yang bertikai dengan Israel sudah berubah dan mengenal teknologi. Baik itu persenjataan hingga peperangan siber.

Bahkan mereka sudah mengoperasikan alutsista tanpa awak atau drone serang, yang mampu membawa peledak. Kemudian, mereka sangat ahli merakit ranjau peledak berdaya kejut tinggi. Kegigihan adalah modal utama mereka di setiap pertempuran melawan Israel.

Berikut daftar kelompok bersenjata yang ditakuti Israel.

1. Hamas

Hamas merupakan milisi perlawanan yang berbasis di Gaza, Palestina. Didirikan oleh Ahmed Yassin tahun 1987, kelompok ini bertujuan untuk kehancuran Israel dan pembentukan masyarakat Islam di Palestina yang bersejarah.

Hamas pertama kali melakukan bom bunuh diri bulan April 1993, lima bulan sebelum pemimpin PLO Yasser Arafat dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin menandatangani Perjanjian Oslo.

Pakta bersejarah tersebut membentuk pemerintahan mandiri terbatas, untuk sebagian Tepi Barat dan Gaza di bawah entitas baru yang disebut Otoritas Palestina (PA).

Kemudian Hamas pun mengutuk perjanjian tersebut, serta pengakuan PLO dan Israel satu sama lain, yang secara resmi disetujui oleh Arafat dan Rabin, dalam surat yang dikirim beberapa hari sebelum Oslo.

Berlanjut di tahun 1997, Hamas ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Amerika Serikat (AS).

Gerakan ini kemudian menjadi ujung tombak perlawanan dengan kekerasan selama intifada kedua, pada awal tahun 2000-an, meskipun PIJ dan milisi Tanzim pimpinan Fatah juga bertanggung jawab atas kekerasan terhadap warga Israel.

Kemudian pada Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan mendadak besar-besaran di Israel selatan, menewaskan lebih dari 1.400 orang dan menyandera puluhan lainnya.

Israel pun menyatakan perang terhadap kelompok tersebut, sebagai tanggapannya dan mengindikasikan bahwa militernya berencana melakukan kampanye jangka panjang untuk memusnahkan kelompok tersebut sepenuhnya.

2. Hizbullah

Selanjutnya yang ditakuti Israel adalah pasukan Hizbullah. Hizbullah adalah partai politik dan kelompok militan Muslim Syiah yang berbasis di Lebanon.

Hizbullah didirikan di tengah kekacauan situasi Perang Saudara Lebanon yang telah berlangsung selama lima belas tahun, kelompok yang didukung Iran ini didorong oleh perlawanannya terhadap Israel dan perlawanannya terhadap pengaruh Barat di Timur Tengah.

Hizbullah saat ini dipimpin oleh Hassan Nasrallah, yang mengambil alih jabatan sekretaris jenderal pada tahun 1992 setelah Israel membunuh salah satu pendiri kelompok tersebut dan pemimpin sebelumnya, Abbas Al-Musawi.

Nasrallah mengawasi Dewan Syura yang beranggotakan tujuh orang dan lima subdewan.

Iran menyediakan sebagian besar pelatihan, senjata, dan pendanaan Hizbullah, mengirimkan ratusan juta dolar kepada kelompok tersebut setiap tahun.

Hizbullah menerima lebih sedikit dukungan dari rezim Bashar al-Assad di Suriah, serta pendanaan dari bisnis legal, perusahaan internasional, dan diaspora Lebanon.

3. Jihad Islam Palestina

Jihad Islam Palestina atau Palestinian Islamic Jihad (PIJ) didirikan tahun 1981 oleh Fathi Abd al-Aziz al-Shikaki, seorang dokter dari Rafah di Jalur Gaza.

Meskipun organisasi ini berkembang melalui jaringan Ikhwanul Muslimin di Palestina, organisasi ini segera berkembang menjadi sebuah organisasi tersendiri, dibentuk oleh militerisme yang berkembang dan sangat dipengaruhi oleh Revolusi Iran tahun 1979.

Ziyad al-Nakhalah terpilih sebagai sekretaris jenderal pada September 2018. Ia menggantikan Ramadan Shalah, salah satu anggota awal PIJ yang menderita stroke.

Iran tetap menjadi sumber pendanaan utama hingga saat ini. Kelompok ini diperkirakan memiliki hubungan kerja yang baik dengan intelijen Mesir, meskipun mereka telah bergerak lebih dekat ke Iran di bawah kepemimpinan al-Nakhalah.

Jihad Islam bertindak sebagai garda depan elit dan bukan sebagai gerakan berbasis komunitas yang luas dan menentang keterlibatan politik dengan Israel.

Kelompok ini mempunyai sejarah panjang dalam menyerang tentara dan warga sipil Israel, sejak tahun 1980 an. Sayap bersenjatanya, Brigade Al Quds, didirikan pada tahun 1992.

4. Lion’s Den

Terakhir adalah kelompok bersenjata Lions’ Den. Lions’ adalah kelompok bersenjata Palestina yang berpusat di Kota Tua Nablus.

Kelompok ini muncul setelah terjadinya pembunuhan Ibrahim Al Nabulsi, seorang militan terkemuka dari kota tersebut, oleh pasukan Israel pada Agustus 2022.

Meskipun Lions’ Den tampaknya tidak memiliki ikatan formal dengan faksi-faksi yang sudah mapan, mereka diperkirakan tumbuh dari apa yang disebut ‘Batalyon Nablus’, sebuah kelompok payung lokal yang terdiri dari Brigade Al Quds dari PIJ, dan Brigade Martir Al Quds dari Fatah, serta Brigade Izz Al Din Al Qassam Hamas.

Lions’ Den kemungkinan besar masih mendapat manfaat dari koordinasi, dan kerja sama dengan kelompok-kelompok ini. Banyak anggota kelompok tersebut yang tampaknya memiliki ikatan keluarga dengan Fatah.

Menurut sumber-sumber Israel, Lion’s Den dilaporkan didirikan bersama oleh Adham Al Shishani, Mohammad Al Dakhil, Ashraf Mubaslat dan Ibrahim Al Nabulsi. Semuanya berusia di bawah 25 tahun dan telah dibunuh oleh pasukan Israel.

Saat ini, salah satu pemimpin senior kelompok tersebut dilaporkan adalah Musab Shtayyeh yang ditangkap oleh pasukan keamanan PA pada September 2022.