Fenomena Waterspout Muncul di Laut Karimun, Ini Penjelasan BMKG

Fenomena alam angin puting beliung atau waterspout muncul di atas perairan Karimun, Kepri, Sabtu (27/05). (Foto:Istimewa)

KARIMUN – Fenomena alam waterspout atau angin puting beliung muncul di langit Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.

Fenomena angin bercampur air yang berbentuk corong itu terjadi, Sabtu (27/05). Waterspout terpantau muncul di perairan depan Coastal Area ujung di Kecamatan Tebing.

Munculnya waterspout tersebut, menjadi tontonan Warga dan bahkan mengabadikan fenome alam tersebut melalui video dan mengunggahnya di media sosial.

Waterspout cukup sering terlihat di perairan Karimun. Beruntung, waterspout tersebut tidak menganggu aktivitas pelayaran di perairan Karimun.

Prakirawan BMKG Karimun, Younggy H. M Hutabarat mengatakan, fenomena waterspout yang terjadi itu merupakan fenomena alam yang identik dengan puting beliung tetapi terjadi di atas permukaan air yang luas.

Menurut Younggy, waterspout tersebut terbentuk dari sistem awan cumulonimbus (CB). Dimana terbentuknya waterspout oleh awan CB tergantung pada kondisi labilitas atmosfer.

“Keberadaan awan CB juga dapat mengindikasi adanya potensi hujan lebat, yang disertai kilat atau petir serta angin kencang,” kata Younggy, Ahad (28/05).

Younggy menyebutkan, ciri-ciri dari waterspout ini salah satunya ialah kejadiannya bersifat lokal dan terjadi dalam periode waktu yang singkat.

“Fenomena ini kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama dalam waktu dekat,” tambahnya.

Ditambahkan Younggy, waterspout yang pernah terbentuk di suatu area, memiliki potensi besar dapat terjadi lagi di wilayah tersebut.

Hal itu dikarenakan, adanya kelembapan atau uap air yang dihasilkan oleh suatu permukaan air cenderung memiliki karakteristik yang khas.

“Kami mengimbau agar warga selalu berhati-hati, dan jangan mendekat atau menjauhi area pusaran tersebut,” imbau Younggy.

Sementara untuk potensi terjadinya fenomena tersebut, BMKG belum dapat diprediksi. Karena fenomena tersebut sangat lokal , dan tergantung dengan kondisi cuaca di daerah tersebut.

“Sulit untuk memprediksinya, karena ini tergantung dari kondisi cuaca di daerah,” sebutnya.

Baca juga: BMKG: Cuaca di Pulau Bintan Hujan dan Berawan hingga Sore