Surabaya – Kemeriahan menyambut perayaan Hari Natal mulai terasa, salah satunya di Gereja Katolik Kristus Raja, Kota Surabaya, Jawa Timur.
Pohon Natal di gereja ini didesain berbagai ornamen khas Nusantara yang juga terpampang di diorama kelahiran Isa Almasih.
Kepala Gereja Katolik Kristus Raja, Romo Markus Marcelinus Hardo Iswanto CM, di Surabaya, Rabu (22/12), mengatakan, peringatan Hari Raya Natal tahun ini mengangkat tema Cinta Kasih Membawa Semangat Persaudaraan.
“Konsep keseluruhan dari diorama, yakni untuk persaudaraan,” katanya.
Menurut dia, persaudaraan tersebut diambil dari keberagaman umat dan masyarakat, terlebih lagi tema cinta kasih membawa semangat persaudaraan.
“Maka kami membawa simbol-simbol keberagaman, jadi bukan menjadi bahan sebagai perpecahan, tapi saling merangkul,” ujarnya.
Diketahui pada diorama kelahiran Isa di Gereja Katolik Kristus Raja, tampak Bunda Maria dan Yoseph menggunakan kain tenun khas Alor Timur Nusa Tenggara Barat. Uniknya lagi, tiga Raja pembawa hadiah, mengenakan kain batik Korpri yang biasa dipakai oleh aparatur sipil negara (ASN).
Dalam hal ini, Rosarita selaku salah satu pengurus Gereja Katolik Kristus Raja menjelaskan, jika tiga Raja pembawa hadiah yang memakai baju batik Korpri melambangkan Pemerintahan yang diharapkan bisa mengayomi dan mensejahterakan warga.
“Memang di sana, kami sengaja memasangkan batik Korpri pada tuga raja yang memberikan hadiah, melambangkan bahwa pemerintah bisa memberikan kesejahteraan masyarakat dengan cara mengayomi,” ujar Rosarita.
Baca Juga: Penjualan Pernak Pernik Natal Tahun Ini Sepi Pembeli
Dalam desain diorama kelahiran Isa Almasih dan pohon Natal dengan corak Nusantara, Rosarita mengatakan jika ini semua ide dari Romo Markus Marcelinus Hardo Iswanto CM, namun Rosarita bersama-sama dengan pengurus sanggar di Gereja Kristus Raja, diberi kebebasan mendesain pohon natal beserta dioramanya.
“Kebetulan untuk desain, kami satu tim yakni tim sanggar seni. Jadi dari kostum penari kami coba padukan di pohon Natal serta pernak-perniknya, ide yang kami punya dikeluarkan semua, maka dari itu berdirilah pohon natal ini,” katanya.
Untuk ornamen pohon Natal, tampak beberapa batik di antaranya batik honocoroko, batik parang, batik naga, dan gedongan bayi. Tak hanya kain batik, ada juga lambang dari mahkota Papua, Kalimantan, Sumatera, Aceh, hingga Tionghoa.
Menurut Rosari, jika dari ornamen-ornamen tersebut mempunyai arti sendiri-sendiri. Namun intinya keberagaman dari Nusantara.
Sementara itu, dibalik diorama kelahiran Isa dan Pohon Natal, juga ada desain pegunungan dari kertas, sehingga nampak natural. (*)