Grab Beroperasi di Bandara Hang Nadim Batam, Timbulkan Polemik Baru Bagi Mitranya

GrabCar Bandara Hang Nadim
Stiker GrabCar Airport khusus untuk Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau. (Foto: Muhamad Ishlahuddin)

BATAMGrab Indonesia telah resmi beroperasi di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, dengan sistem blok area. Baru beberapa hari beroperasi malah menimbulkan polemik baru bagi mitranya yang tak terdaftar di bandara.

Menurut Ketua Solidaritas Online Batam (SOB), Feryandi Tarigan, sistem bloking area ini hanya menguntungkan driver lama yang hanya 30 orang saja.

“Tidak ada keuntungan kepada driver online yang berjuang ketika di Kota Batam ini ada 32 red zone, sekarang tinggal 2. Kami merasa ditinggalkam Grab,” kata Feryandi kepada ulasan.co, Senin (10/7).

Selain itu, perbedaan ongkos antara Grab Bandara dan Grab di luar bandara juga menjadi masalah yang mereka anggap perlu untuk diselaraskan.

“Kami minta berbanding lurus. Kalau sekarang Grab Bandara antar dari Bandara ke Nagoya Rp130 ribu, maunya kami juga sama. Ketika kami antar penumpang atau user ke bandara dari Nagoya Rp130 ribu juga. Sekarang kami hanya Rp70 ribu,” kata dia.

Feryandi mengatakan, mereka tak akan mempermasalahkan terkait bloking area jika mereka juga mendapatkan keuntungan dari hal itu.

“Harusnya ada benefit juga ke kami yang antar ke bandara, jangan beda,” kata dia.

Feryandi juga mempertanyakan terkait jumlah kuota yang diberikan bandara kepada pengemudi Grab, di mana hanya memberikan 30 saja ke Grab sementara sisanya 60 dari taksi konvensional. “Kurang tepat kalau saya bilang, kalau bisa semua menikmati,” kata dia.

Ia meminta kepada Grab Indonesia, sebelum pihaknya menerima apa yang mereka tuntut, bloking area untuk sementara dihentikan dulu.

“Kami takut nanti lock area bisa merambat ke semua. Mulai dari bandara, pelabuhan. Kalau nanti semua pelabuhan lock area kami dapat apa,” kata dia.

Adapun buntuk dari masalah ini, Pengemudi Grab Kota Batam melalukan “off bid” (mematikan aplikasi) massal, baik roda empat maupun roda dua. “Hari ini sampai Rabu, kami “off bid” massal,” kata dia.

Sementara itu, Director of Government Affairs & Strategic Collaborations, Grab Indonesia, Uun Ainurrofiq mengatakan, menyuarakan pendapat merupakan hak setiap warga negara, termasuk bagi Mitra Grab.

“Grab Indonesia menghargai setiap kebebasan Mitra untuk menyampaikan pendapat dan aspirasinya, selama dilakukan secara tertib, damai dan tetap menghormati hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” kata dia.

Pihaknya juga menyediakan wadah bagi Mitra untuk mengemukakan pendapat dan masukan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, termasuk diskusi langsung dengan komunitas Mitra Pengemudi.

Uun menambahkan, kehadiran layanan GrabCar Airport di Bandara Hang Nadim Batam diharapkan dapat semakin memudahkan mobilitas wisatawan maupun masyarakat Batam menuju berbagai tujuan di kota Batam.

“Didampingkan Grab dengan pengemudi taksi konvensional di bandara Hang Nadim oleh PT BIB, diharapkan untuk turut berkontribusi dalam upaya peningkatan layanan transportasi di lingkungan Bandara Internasional Hang Nadim,” kata dia.

Menanggapi polemik yang terjadi, Direktur Utama PT Bandara Internasional Batam (BIB) Pikri Ilham Kurniasyah mengatakan, mengenai bloking area merupakan masalah internal Grab sendiri.

“Itu tidak ada hubungan dengan BIB. Blok area bukan kebijakan bandara melainkan Grab sendiri,” kata Pikri.

Sementara itu terkait kuota Grab di bandara, menurutnya, hanya soal kapasitas bandara saja. Saat ini yang dibutuhkan bandara hanya 300 taksi saja.

“Kita tambah 30 dari luar itu soal kapasitas saja. Kebutuhan baru 300 taksi, kalau semua masuk nanti dapat sekali nambang saja. Enggak makan semua orang. Sesuai kebutuhan saja,” kata dia.

Baca juga: PT BIB dan Grab Indonesia Resmikan Titik Jemput di Bandara Hang Nadim

Menurutnya, kuota taksi online bisa saja bertambah, seiring dengan bertambahnya trip dan penumpang di Bandara Hang Nadim Batam.

“Kalau penumpang sudah lebih tentu akan kami tambah. Sekarang jangan mikir jauh-jauh, yang dekat saja dulu. Tidak mungkin saya biarkan taksi kosong di bandara,” kata dia. (*)

Ikuti Berita Lainnya di Google News