IndexU-TV

Ini Saran Psikolog Cara Sembuhkan Trauma bagi Korban Pelecehan Seksual

Psikolog Biro My Psikolog, Mirta Yolanda. (Foto:Meli Santia/Ulasan.co)

TANJUNGPINANG – Kasus pencabulan sesama jenis yang dilakukan seorang pelatih voli terhadap lima atlet laki-lakinya di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) mendapat sorotan dari seorang psikolog yakni Mirta Yolanda dari biro psikologi My Psikolog.

Sementara korban pelecehan berusia 10 hingga 13 tahun. Mirta Yolanda mengatakan, hal itu dapat memicu korban menjadi pelaku pelecehan seksual di masa depan.

Mirta menjelaskan, pencabulan tersebut termasuk dalam kekerasan seksual dimana terdapat tindakan pemaksaan atau pemanfaatan terhadap korban. Pencabulan itu biasanya melibatkan pada sentuhan atau perilaku seksual.

Dalam kasus itu, menurut Mirta, akan memberikan dampak psikologis pada korban. Dampak jangka pendeknya, adanya trauma psikologis pada anak seperti memunculkan adanya perasaan cemas, takut, bingung dan bisa saja muncul perasaan malu akan peristiwa itu.

“Terlihat adanya perubahan perilaku pada anak setelah kejadian ini, anak tersebut akan menarik diri, menghindari tempat keramaian dan merasa tidak nyaman saat berinteraksi pada orang tertentu yang mirip dengan sosok pelaku,” kata Mirta Yolanda, Selasa 11 Februari 2025.

“Muncul gangguan tidur seperti mimpi buruk atau sulit tidur setelah pengalaman traumatik tersebut, dialami” sambung Mirta menjelaskan..

Kemudian, Psikolog dari RSUD Raja Ahmad Tabib, Restriya juga menjelaskan bahwa korban pelecehan akan mengalami emosi tidak stabil, timbulnya rasa marah, benci dan takut yang ditimbulkan dari pengalaman pelecehan yang diterimanya.

“Kadang muncul perasaan tidak berharga sehingga korban menarik diri. Ia juga mengalami kaget/shock, dan masalah lainnya,” tutur Restriya menambahkan.

Selain itu, Restriya mengungkapkan, cara penyembuhan trauma bagi korban harus dengan pendampingan psikologis secara rutin oleh Psikolog Klinis.

“Jika dirasa membutuhkan terapi farmaka, maka juga akan didampingi oleh psikiater atau dokter spesialis jiwa. hal ini tentunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan waktu penyembuhan juga berbeda-beda pada masing-masing korban,” sebut Restriya.

Dia juga mengatakan bahwa dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar sangat penting, dalam memperbaiki dan membangun kembali mental korban.

Kemudian, Mirta kembali menjelaskan, dampak jangka panjang yang dialami korban adalah munculnya gangguan kesehatan mental, seperti depresi hingga kecemasan sosial.

Hal itu, menurut dia, akan mempengaruhi korban dalam membangun hubungan di masa depan. Karena ia sulit untuk mempercayai orang lain, atau kesulitan untuk menjalin kedekatan dengan lawan jenis.

“Anak-anak korban pencabulan bisa saja mengarah pada penyalahgunaan substansi penggunaan obat-obatan atau konsumsi alkohol sebagai caranya mengatasi rasa sakit secara emosional,” kata Mirta kepada Ulasan.

Dia menambahkan, jika korban tidak ditangani dengan tepat, maka korban berpotensi menjadi pelaku pelecehan seksual di masa depan, sebagai pelampiasan rasa sakit hatinya.

“Perlu adanya perlindungan untuk memastikan kondisi anak aman dan jauh dari pelaku dan resiko lebih lanjut,” ujar dia menambahkan.

Mirta menyebutkan, tentunya diperlukan penanganan secara psikologis untuk membantu korban mengatasi pengalaman traumatis yang dialaminya.

“Korban harus dibantu untuk membangun rasa percaya diri, yakni dengan cara menciptakan lingkungan yang mendukungnya baik di rumah maupun di sekolah. Libatkan mereka dalam kegiatan positif, yang dapat meningkatkan kesejahteraan emosional mereka,” ungkap Mirta menutup wawancara.

Sebelumnya, polisi menangkap seorang pelatih voli berinisial S (27 tahun) yang diduga mencabuli lima atlet laki-laki di Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Kapolresta Tanjungpinang, Kombes Pol Hamam Wahyudi, mengatakan penangkapan pelaku berdasarkan laporan yang diterima dari salah satu orang tua korban.

Menurut kesaksian korban, pelaku melancarkan aksinya di sela-sela istirahat latihan voli dengan cara memaksa korban.

“Korban tidak berdaya karena keseharian berlatih bersama pelaku,” katanya, Senin 10 Februari 2025.

Exit mobile version