Kades Pengujan Respons Keluhan Nelayan Terkait Dugaan Laut Setempat Tercemar Limbah

Nelayan Desa Pengujan
Seorang nelayan Desa Pengujan, Alwi sedang menunjukkan perairan laut berada di Dusun Tiga yang diduga dicemari limbah. (Foto: Andri Dwi Sasmito)

BINTAN – Kepala Desa (Kades) Pengujan, Desa Pengujan, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri),  Zulfitri, merespons keluhan nelayan setempat terkait perairan di Dusun Tiga diduga tercemar limbah.

Akibatnya berdampak kepada hasil tangkapan nelayan setempat yang terus berkurang. Hal itu sudah dirasakan Alwi dan Abdul Razak, nelayan Desa Pengujan.

Menurut Zulfitri, persoalan limbah mencemari pesisir laut Dusun Tiga perlu kajian lebih lanjut untuk memastikan apakah karena pembangunan tambak udang.

“Bukan hanya statement saja. Kita tetap menanggapinya, yang membuat statement itu, karena ada kepentingan. Saya tidak tau kepentingan apa,” kata Zulfitri, Kamis 15 Mei 2024.

Ia menyampaikan, sebelumnya Pemerintah Desa (Pemdes) Pengujan pernah memberikan surat rekomendasi saat ada permohonan izin yang diajukan pelaku usaha tambak udang.

Saat memberikan surat rekomendasi, ia menyampaikan kepada pemilik tambak udang untuk menjaga mangrove agar ada sanitasi serta pembuangan benar sesuai aturan yang berlaku.

“Kita tidak memiliki kewenangan untuk memberikan izin terhadap tambak udang,” ucap dia.

Kemudian dirinya juga meminta kepada pemilik usaha tambak udang memberdayakan masyarakat setempat yang mau bekerja. Sebab, dirinya tidak mau ada pekerja dari luar Desa Pengujan bekerja di tempat usaha tambak udang tersebut.

“Alhamdulillah, sudah ada warga kita yang bekerja di sana,” sebut dia.

Baca juga: Hasil Tangkapan Nelayan Desa Pengujan Berkurang, Laut Diduga Dicemari Limbah

Sebelumnya diberitakan, Nelayan Desa Pengujan, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengeluh hasil tangkapan laut berkurang, baik udang, gonggong hingga kepiting.

Penyebabnya, diduga adanya pembuangan limbah yang mengalir sampai ke laut berada di Dusun Tiga, Selat Bintan Dua, Desa Pengujan. Air laut di daerah itu menjadi keruh, dan menyebabkan gatal di badan setelah berendam di laut.

Kondisi itu dirasakan nelayan Desa Pengujan, Alwi (60) beberapa bulan belakangan ini. “Ada sekitar 3-4 bulan belakangan ini masih keruh dan gatal di kulit,” ucapnya. (*)

Ikuti Berita Ulasan.co di Google News